Sultan tak benar-benar memarkirkan mobilnya dengan baik ketika kereta besi itu memasuki pekarangan rumah ibunya. Dengan tergesa-gesa Sultan berlari memasuki kamar, pun mengucap salam dan terus berlari meniti dua buah anak tangga sekaligus agar dia bisa cepat sampai di kamarnya. Perasaannya kacau dan dia hanya ingin memastikan kondisi Jingga dengan mata kepalanya sendiri. "Astaghfirullah, di mana Jingga," Gumamnya ketika tak melihat istrinya ada di kamar. Sultan kembali turun ke lantai dasar rumahnya dengan terus memanggil ibunya. "Mi, Mami?" Amira yang baru saja keluar dari dapur itu menggelengkan kepalanya saat berpapasan dengan putra bungsunya. "Di mana istriku, Mi? Kenapa dia nggak ada di kamarnya?" Mengambil langkah lebar mendekati Amira kemudian mencium tangan serta kening wa

