*** Ruang ICU... Membawa tangan mungil menuju wajahnya; mengusap air mata yang mengalir di pipi dengan punggung tangannya. Bibir mungilnya bergetar disertakan air mata yang terus mengalir di pipi. Tak sedikitpun gadis kecil itu mengeluarkan isak tangis. Hanya tubuhnya saja yang bergetar. Melihat Daddynya berbaring dengan kedua mata terpejam, sedangkan di tubuhnya dipenuhi oleh alat-alat yang tidak dimengerti oleh Emely. Detik berikutnya, rupanya dia tak kuasa menahan, hingga perlahan suara isak tangisnya mulai terdengar. Lucia membawa tubuh sang putri masuk kedalam pelukannya— membuat suara tangis gadis kecil itu semakin terdengar jelas. "It's okay, Daddy hanya beristirahat sebentar," bisik Lucia sambil mengusap lembut rambut halus putrinya. Emely tidak membalas, sebab anak itu han