60. Membaik

2011 Kata

Back to Karin’s POV Duniaku terasa hancur lebur. Calon anakku sudah pergi, bahkan sebelum aku melihat perkembangannya untuk yang kedua kali. Aku tak menghitung seberapa banyak air mataku keluar sejak malam di mana Mas Dipta hanya diam saja dan terus memelukku. Aku yang menangis dan terus menangis, merasa sangat bersalah. Kenapa aku harus menjadi perempuan yang selemah ini? Andai aku lebih kuat, dia yang sangat kami nanti pasti bisa bertahan. Sungguh, aku masih ingat detail rasa sakit yang menimpaku hari itu. Baik jiwa ataupun ragaku, semuanya terasa hancur berantakan, menyisakan segudang sedih dan penyesalan. Sampai detik ini, aku masih bisa merasakan betapa keras tendangan yang menghantam perutku saat itu. Kuat, dan sangat menyakitkan. Saat aku jatuh dan terguling di jalan, saat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN