Beberapa bulan kemudian ... “Rin, itu suami dan anak lo bukan, ya?” Susi menyenggol lenganku pelan, jadi aku langsung menoleh ke arah mana mata dia tertuju. Benar saja, saat ini kulihat Mas Dipta sedang berdiri di sudut halaman fakultas dengan kedua anak kami yang duduk tenang di stroller. Detik itu juga, aku langsung berdiri dan pergi menghampiri mereka. Saking semangatnya, aku sampai hampir tersandung. “Kakak, Adek ... gimana hari ini sama Papa?” tanyaku begitu jongkok di depan kedua anakku yang kini sedang sibuk dengan mainan di tangan mereka. Aku mendongak. “Baik-baik aja, kan, Mas?” Mas Dipta mengangguk. “Aman. Tadi Kakak sempat nangis cariin kamu, tapi terus tenang lagi. Kalau Adek, hari ini tumben banget enggak rewel sama sekali.” “Baguslah kalau gitu. Aku masuk lagi ya, Mas