Pagi-pagi sekali, Syakira sudah tiba di kantor. Rambutnya dikuncir rapi, wajahnya datar tanpa riasan berlebihan. Tak seperti biasanya, dia langsung masuk ruang kerja tanpa menyapa siapa pun. Para karyawan dan karyawati hanya bisa saling pandang, tak berani bertanya lebih jauh, karena aura Syakira pagi ini benar-benar berbeda, terasa lebih dingin dan terlihat galak. Semalam, Angkasa datang ke apartemennya. Berdiri di depan pintu lebih dari satu jam. Tapi Syakira tak membukakan pintu. Tak ada satu pun kata yang keluar darinya. Hanya terdengar suara detak jantung yang menggila dan tangis yang wanita itu tahan di balik pintu kayu. Setelahnya, dia memutuskan memblokir nomor Angkasa. Dan pagi ini, dia ingin melupakan semuanya, dengan cara menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Atau ... membuka