"Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi?" gumam Santi pelan. "Apa ini ... karma?" Setelah mengantarkan si kembar ke day care, Santi duduk termenung di ruang tamu. Cangkir teh di tangannya sudah dingin, uapnya tak lagi mengepul. Pandangannya kosong menatap jendela, tapi pikirannya penuh. Dia memikirkan Syakira dan Angkasa. Meski Angkasa belum menjelaskan, sebagai seorang ibu, instingnya tajam jika anaknya dan anak suaminya sudah dipastikan memiliki hubungan yang istimewa. Belum sempat Santi menuntaskan renungannya, suara bel rumah membuat dia tersentak. Dia segera meletakkan cangkir ke meja dan bangkit cepat, langkahnya waspada, karena tak banyak orang yang datang pagi-pagi seperti ini. Santi membuka pintu perlahan, dan di balik pintu berdiri seorang wanita paruh baya dengan rambut disan