“Syakira?” Suara seorang pria yang terdengar berat dan familiar. Mata sembab Syakira menangkap sosok yang berdiri di ambang pintu, disinari cahaya dari luar. "Pak Damian," gumamnya tanpa suara. Damian melangkah mendekati Syakira yang terduduk lemah di lantai. “Kenapa kamu ada di gudang in—" Wajah pria itu tampak terkejut, cemas, dan sedikit bingung. "Eh ... kamu nangis?" Syakira buru-buru menyeka air matanya. “Saya ... tidak ... eh ... saya ... itu—" "Pakai ini dulu,” potong Damian yang baru saja merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sapu tangan putih. "Hapus air matamu!" "Terimakasih, Pak." Syakira menerima sapu tangan itu dengan tangan gemetar, dia menunduk, menyeka air mata dan hidungnya perlahan. Damian melihat ke sekeliling ruangan dan tanpa berkata apa pun, Damian menekuk lutu