Evan tersentak dan tiba-tiba saja pegangan tangannya terlepas, membuat cangkir kopinya meluncur ke lantai dan pecah. Dia terpaku dan kaget seraya memegangi tangannya, matanya nanar menatap pecahan porselen dan carian kopi panas di dekat kakinya. "Tuan!" Tama yang baru saja memasuki ruangan pun dibuat kaget dan segera memburu ke arahnya. "Anda tidak apa-apa, Tuan?" tanyanya memegang bahu Evan, sedikit mengguncangnya karena lelaki itu tampak melamun. Evan tersentak kaget dan menoleh pada Tama dengan wajah bingung. "Aku baik-baik saja," jawabnya seraya mengerjap. Tama mengerutkan kening heran, meski begitu dia tak berani bertanya dulu. "Sebaiknya Anda duduk," kata Tama, berpikir mungkin Evan terlalu banyak beban pikiran sehingga terlihat kebingungan untuk beberapa saat. Evan duduk di