Amira cukup gentar dengan ancaman dari Evan yang akan membawa masalah mereka ke pengadilan. "Aku pasti akan kalah!" gumamnya dengan panik. Dia berjalan mondar-mandir dengan tangan bertaut gelisah di depan perutnya, memikirkan cara agar bisa lolos dari rencana itu. Kemudian langkahnya terhenti, matanya membelalak lebar dengan satu pikiran yang tiba-tiba terbersit di dalam kepalanya. "Baik sepertinya aku harus melakukan itu, aku akan menemui Zola!" Amira pun tersenyum licik. Sejenak dia melirik ke arah jam dinding. "Ini masih jam kantor, seharusnya dia tidak ada di rumah dan Zola hanya sendirian!" Tanpa membuang waktu Amira segera berangkat menuju ke rumah Evan. Sementara itu, tampak Zola tengah mengasuh putra dan putrinya di ruangan khusus bermain. Ketika itu, Mbok Eti memberitahu