Zola terbangun agak siang, dia buru-buru shalat shubuh meski matahari sudah terbit di ufuk timur. Setidaknya itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Ketika dia hendak bergegas ke kamar mandi, Zola menghentikan langkahnya. "Astaghfirlullah!" desahnya pelan, lalu tersenyum sendiri. "Maaf Ummi lupa," bisiknya seraya meraba perutnya, lalu melangkah lebih pelan dan hati-hati. Zola mandi dengan santai, dia berusaha untuk berpikiran positif dan mengenyahkan kesedihan yang ada. Ada janin yang harus dia jaga dan itu menjadi sumber kekuatannya untuk menjalani hidup. Meski Evan masih mendiamkannya. Zola menuruni tangga dengan hati-hati, sampai dia berpikir untuk pindah kamar saja ke lantai bawah. "Sepertinya itu ide bagus," gumamnya dengan penuh semangat. "Mbok, nanti minta tolong bersihka