"Kita ... beneran harus pakai baju ini, No?" Perkataan itu terlontar dari bibir Argan begitu saja ketika pemuda itu menatap dirinya di pantulan cermin di lemari besar dalam kamar mereka. Argan mengerut dahinya hingga berlapis- lapis seraya menampilkan raut enggannya. Ia tak habis pikir bahwa dirinya akan kembali mengenakan baju itu. "Gimana?" Nino tersenyum lebar menghampiri Argan yang masih mematut dirinya di cermin itu. Ia merangkul pundak Argan yang lebih tinggi darinya itu dengan percaya diri. "Keren lo, Gan!" sahutnya lagi kemudian terkekeh dengan lebih renyah. "Keren apaan!" sergah Argan sambil menghela napasnya kasar. Ia mengibaskan tangan Nino yang merangkulnya hingga menunduk itu, kemudian menatap Nino dengan kesal. Namun Nino tak marah akan perlakuan Argan itu. Ia malah terta