Argan dan Nino telah berpakaian lengkap. Tepatnya kedua pemuda itu mengenakan seragam OSIS lengkap. Mulai dari atasan, dasi abu- abu, hingga celana berwarna senada pula. Nino bahkan menambahkan sabuk miliknya itu yang menambah kerapian yang melengkapi seragam OSIS miliknya itu. Argan awalnya malas mengenakan seragam OSIS itu, namun tentu saja seorang Nino tak dapat diganggu gugat lagi ketika telah membuat suatu keputusan. Maka pada akhirnya Argan menuruti Nino dengan mengenakan seragam OSIS tersebut. "Kita beneran harus totalitas kek gini, No?" tanya Argan dengan nada malasnya. Ia menepuk- nepuk sendiri seragam miliknya yang bahkan tak sempat ia setrika itu. "Iya. Harus." Nino menjawab pertanyaan Argan tanpa menatapnya. Pemuda itu tengah sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. Argan s