Akhir tahun 2001. Sama seperti tahun lalu, St. Thomas Hospital mendapati pasien yang tak henti, tentu saja pusatnya di Emergency Room. “Berarti kamu udah rapih, Sayang?” “Udah. Habis telponan sama kamu, langsung berangkat ke rumah sakit.” “Bener udah rapih?” “Iya, beneran. Tinggal pakai sweater, coat, syal, sepatu. Berangkat deh.” “Jangan naik sepeda!” “Iya, ngga. Jogging ke halte kok.” “Ya udah deh. Aku juga mau siap-siap.” “I love you. Jangan lupa balas email aku pas sempat ya?” Terdengar dengkusan frustasi dari ujung panggilan. “Aku ga pernah kebayang bakal kayak begini, Irgi. Di saat komunikasi makin mudah, waktu kita yang ga ada.” Irgi tergelak, namun ia kemudian mengangguk meski April tak bisa melihatnya. “Kita YM-an bisa dihitung pakai jari kan dalam lima bulan terakhir?