Konsep pernikahan Irgi dan April adalah Melayu di akad dan paduan Mandailing saat resepsi nanti. Waktu ashar tak lama lagi akan tiba. Selepas melaksanakan shalat, barulah acara ijab kabul akan dilaksanakan. Irgi baru saja selesai dengan segala atribut akadnya. Ia keluar dari kamar persiapan mempelai pria, berdiri di depan sebuah dinding yang dilapisi kaca cermin, memerhatikan jika tak ada yang salah dalam penampilannya. Satu set baju cekak musang dan sarung tenun Melayu – perpaduan mauve dan silver berdasar putih – membungkus tubuhnya dengan sempurna. “Do, jadi kan lo yang ngaji? Si Borne radangnya parah, merah banget tenggorokannya, ngga bisa gantiin, suaranya ilang,” ujar Irgi seraya menyempurnakan posisi kainnya. “Ganteng lo Bang!” Bukannya menjawab, Edo malah memujinya. Irgi berdec