“Bang?” tegur Anggara pagi harinya. Anggara meminta cuti dadakan berhubung lelah karena kejadian kemarin dan hendak mengantar Irgi ke bandara sore nanti. Ia meletakkan kopinya di atas meja lalu duduk bersisian dengan sang putra, tak ikut bernyanyi, hanya menatap lekat. “Nih, kopi Abang,” ujar Anggita yang hanya datang untuk meletakkan secangkir kopi s**u di hadapan putranya. “Mama is the best!” ujar Irgi. Sang ibu hanya mencengir seraya melangkah masuk kembali ke dalam rumah. “Kita udah ga perlu ke kantor polisi lagi kan Pa?” tanya Irgi. Ia meletakkan gitar Anggara bersandar ke kursi kayu yang ia duduki lalu menyesap minuman yang selalu membuatnya rindu rumah. “Nanti kalau perlu Bang Tommy ngabarin.” “Abang kan flight malam ini.” “Ya Papa aja yang datang kalau nanti dipanggil.” “Oke