Satu minggu yang lalu.
Selama hampir delapan bulan Irgi menenggelamkan diri dalam kesibukannya. Meski begitu, saat ia membuka surel dan messenger-nya, semua kata dan kalimat yang ia ketik sungguh tak sanggup ia kirimkan. Bagaimana jika April tak lagi menunggunya?
Delapan bulan tanpa kabar dari gadis yang ia cintai.
Delapan bulan tanpa suara kekasih hati.
Delapan bulan dengan pertanyaan besar, benarkah hubungan kasih mereka sudah berakhir?
Apakah Irgi baik-baik saja? Tidak sama sekali. Semakin hari, sepi itu semakin menyakitinya, rindu itu menggerus hatinya. Irgi tak baik-baik saja. Ia menyesali semua kealfaannya pada April. Dua belas tahun Irgi dicintai, itu bukan perkara mudah bukan? Harusnya Irgi mendengar, bukan justru berdiam diri dan menghilang.
‘Sekarang. aku bahkan ngga punya
