Irgi masih tertegun di tempatnya. Ia menghitung domba dalam benaknya, menunggu hingga April menghilang. Bukannya apa-apa, belakangan ia terlalu sering memimpikan gadis di depannya ini. Dan perbincangannya dengan Eckbert siang tadi, meski terdengar seperti gurauan, ia mengiyakan dalam hati bahwa sepertinya ia harus mempertimbangkan untuk menemui psikiater. Entah efek masalah hidup yang ia rasa terlalu berat, entah pengaruh kurangnya paparan vitamin D karena matahari jarang menampakkan diri. Gadis di depannya mendengkus keras. Embun yang terbentuk sampai menyerupai asap yang dihembuskan seorang perokok. April kesal, sudahlah ia hampir membeku, Irgi malah entah melamunkan apa. Sepertinya kekasihnya itu punya hobi baru yaitu membuatnya berang dan khawatir. April mendorong Irgi agar minggat da