'Jangan pernah remehkan yang namanya jatuh cinta. Karna, begitu kalian sudah jatuh, jangan harap bisa bangkit dengan mudah.'
[Salah paham]
Demi Tuhan, kalau bukan demi Farrel, seorang Maura tidak akan pernah datang kepada Kean seperti sekarang.
Kini gadis itu tengah mendatangi Kean dan membawa sebuah roti dan s**u ke ruang kesehatan.
Kean yang sudah babak belur dan terkapar lemas diranjang putih itu pun tersenyum melihat kedatangan Maura.
Kean melirik roti dan s**u itu. "Gak usah sampe segitunya kali dateng kesini mau baikin gue sampe bawa gituan." Kean terkekeh. "Segitu cintanya lo sama Farrel sampe rela dateng jenguk gue," syukurlah kalau Kean sudah tahu maksud kedatangannya.
Maura menghela nafasnya. "Baguslah kalo lo tau apa tujuan gue ke sini,"
"Iya, gue tau. Gak mungkin seorang Maura pura-pura simpati sama seseorang tanpa maksud," kekeh Kean. "Kenapa? Lo mau gue maafin Farrel dan gak memperbesar masalah?"
Tepat sasaran.
"Kalo ditambah pertanyaan boleh?"
Kean menautkan alisnya. "Pertanyaan apa?"
Maura menghela nafasnya berat sebelum bertanya. "Lo tau sesuatu tentang masa lalu Farrel?"
"Gue gak tau banyak. Cuman tau kalo dia gak pernah pacaran lagi setelah ninggalin mantannya dulu dari gosip anak cewek seangkatan gue yang tergila-gila sama dia. Kalo gak salah nama mantannya, Ayrin, maybe. Gue gak begitu inget,"
"Okey, thanks. Gue duluan kalo gitu," saat Maura hendak pergi, Kean menarik tangan gadis itu kencang hingga gadis itu terjatuh diatas d**a bidang Kean seperti berpelukan.
"s**t, Kean apa-apaan sih!" Saat Maura menatap Kean, pria itu terlihat menunjukan smirk-nya pada seseorang di kaca jendela.
Maura pun mengikuti arah pandang Kean dan,
Shit.
Itu Farrel.
Maura langsung buru-buru bangkit.
Terlihat diluar sana Farrel langsung buru-buru masuk ke dalam dengan raut wajah penuh emosi.
Maura langsung berlari mendekati Farrel yang baru saja masuk hendak menghajar Kean kembali.
"Farrel, please!" Maura menarik tangan Farrel, membuat pria itu menatap Maura tajam.
"Apa? Gak mau cowok lo gue tonjokin?" Decih Farrel membuat Maura menggeleng tak percaya dengan penuturan pria dihadapannya ini.
Sedangkan Kean, pria itu tersenyum miring menyaksikan hiburan didepannya.
"Apaan sih, Farrel!"
"Ngapain lo nyamperin dia? Khawatir? Gue kira pernyataan cinta lo kemarin bukan bercanda, ternyata gue yang b**o. Bisa-bisanya ketipu sama pernyataan cinta cewek bullshit kayak lo," Farrel tersenyum kecut.
Maura menggeleng. "Enggak! Gue serius Farrel! Gue cinta sama lo. Lo harus tau alesan gue kesini nyamperin Kean!" Pekik Maura.
"Gue tau. Ya karna lo suka'kan sama dia? Lo sengaja bikin gue baper sama lo, buat seneng-seneng? Iyakan? Cewek kayak lo pasti cuma tau seneng-seneng dan mainin perasaan orang lain doang."
"Kok lo jahat banget sih? Bisa-bisanya nyimpulin gue kayak gitu? Sejelek itu gue dimata lo selama ini?" Entah keberanian darimana, air mata itu berani mengalir dipipi Maura. Maura tidak tahu dirinya selemah ini pada Farrel, s**t.
Raut wajah Kean berubah menyesal. Ia ingin membuat Farrel cemburu dan kesal, kenapa malah membuat gadis yang ia cintai menangis? Sungguh, Kean benar-benar menyesal.
Sekuat tenaga Kean bangkit dan mendekati mereka. Ia menarik Maura agar mendekat padanya daripada Farrel. "Gue udah bilang. Cowok b******k kayak dia gak cocok sama lo, Ra. Liat, belom apa-apa dia udah hina lo." Cibir Kean. Masih berani-beraninya dia berbicara seperti itu setelah dibuat bonyok oleh Farrel.
Farrel mengepalkan tangannya. Ia menarik Maura hingga berada dibelakang punggungnya menjauh dari Kean. "Sekalipun dia gak beneran cinta sama gue, gue gak akan biarin dia cinta sama lo." Ujar Farrel serius. "Bahkan cowok lain." Sambungnya membuat rahang Kean mengeras.
Memang pernyataan yang sangat egois, tapi entah gila atau bagaimana, Maura menyukai kalimat itu.
Farrel menarik tangan Maura membawa gadis itu pergi darisana sebelum emosinya kembali terpancing dan kembali menghajar Kean.
°•°
Saat sudah sampai di koridor, Farrel melepas tangan Maura kasar.
"Jangan pernah deket-deket lagi sama tuh cowok, kalo lo gak mau liat dia makin babak belur sama gue," ujar Farrel tajam lalu pergi meninggalkan Maura.
Tapi Maura menghadang pria itu. "Daripada takut dia babak belur sama lo, gue lebih khawatir liat lo berantem."
Farrel mendecih. "Bullshit,"
"Apaan sih! Gue gak bullshit, Farrel!" Pekik Maura benar-benar geram.
"Gue gak percaya." Acuh Farrel.
"Harus percaya, ih!" Pekik Maura tak mau kalah.
"Gak,"
"Okey." Sahut Maura santai membuat Farrel menautkan alisnya heran karna terdengar nada aneh disana.
Dan--
Cup
Tubuh Farrel menegang saat Maura mencium pipinya sekilas.
"Seterah lo mau percaya atau enggak. Yang pasti, lo cowok pertama kalinya seumur hidup yang pernah gue sayang dan gue cinta tanpa alasan, tuan Farrel Elzargar Antony yang terhormat." Finish. Selesai pembuktian Maura. Gadis itu langsung pergi meninggalkan Farrel yang masih diam.
Saat dibalik tembok, gadis itu menoyor keningnya sendiri.
Bego, Maura! Bisa-bisanya lo nyosor Farrel! Otak lo terbuat dari apa sih! Dan tadi pernyataan apa, s**t?! Jijik Maura jijik!, Rutuknya dalam hati.
Ia menutup wajahnya malu sendiri.