Rhea sengaja mempermainkan suasana. Ia mengambil beberapa suapan lagi dengan perlahan, matanya sesekali melirik ke arah Devan yang tampak gelisah. Napas pria itu sudah tak teratur, matanya bergerak ke ponsel Rhea yang tergeletak di meja. Rhea tahu, sebentar lagi Devan tak akan tahan untuk bertanya. Sambil menahan senyum tipis, Rhea pura-pura membaca balasan pesan Arvin lagi. Bibirnya melengkung samar, seperti orang yang sedang membalas pesan seseorang yang penting. Devan tak bisa menyembunyikan rasa penasaran bercampur panas di dadanya. Napasnya terdengar lebih berat, jemarinya yang memegang sendok bahkan tampak bergetar. 'Dengan siapa kau sibuk balas pesan, Rhea?' pikirnya gelisah. Melihat Devan sudah hampir tak tahan, Rhea malah mengakhiri sesi makannya dengan cepat. Ia meletakkan se