"Bella belum tau Bu, sepertinya memang belum ada tanda-tanda kehamilan," ucap Bella malu-malu. "Stevan sedang di Singapura sekarang, katanya ada urusan bisnis disana." Imbuh Bella.
"Urusan bisnis macam apa di waktu weekend seperti ini?" Tanya Ibu mertuanya di telpon.
"Stevan kemarin pamitnya seperti itu sama Bella, Bu." Jawab Bella setenang mungkin, padahal saat ini dia benar-benar dalam keadaan bingung karena semenjak pergi ke Singapura, dirinya tak pernah mendengar kabar dari Stevan, suaminya itu.
Saat Bella bertanya pada Mark pun jawabannya selalu sama "Tuan sedang ada urusan bisnis dan tak bisa di ganggu."
“Memangnya urusan bisnis apa yang membuat Stevan tak bisa memberikan kabar walau hanya sebentar," batin Bella.
Tak tau kah pria itu bahwa lima hari ini Bella selalu uring-uringan karena merindukannya? Gadis itu bahkan selau menolak ajakan teman-temannya untuk pergi setelah pulang dari kampus. Dia ingin saat Stevan pulang, dia akan menjadi orang pertama yang Stevan temui.
Bella melangkah memasuki kamar Stevan, entah kenapa semenjak dia berbicara di telpon dengan ibu mertuanya tadi, dirinya malah semakin merindukan suaminya itu. Aroma maskulin langsung tercium saat Bella memasuki kamar itu, membuatnya teringat pada saat pertama kali Stevan menggendongnya masuk ke kamar ini.
Bella itu menyusuri tiap sudut kamar Stevan. Mulai dari rak buku, meja yang diatasnya ada foto suaminya itu saat menjadi Cover majalah Forbes sebagai salah satu pengusaha sukses di usia yang masih muda. Foto itu membuat Bella begitu bangga pada pria yang sekarang berstatus sebagai suaminya itu.
Tiba-tiba matanya tertuju pada pintu yang berada di sebelah rak buku. Bella tak pernah tau bahwa ada ruangan lain di kamar ini. Bella pun mencoba masuk ke ruangan itu yang ternyata adalah walk in closet.
"Kenapa laci yang ini terbuka?" Gumam Bella menatap laci yang terbuka. Gadis itu berpikir mungkin Stevan lupa menutupnya karena terburu-buru saat mengemas barang-barangnya ke dalam koper.
Pada saat dirinya ingin menutup laci itu, matanya tertuju pada tumpukan foto yang ada di dalam laci tersebut. Ada sekitar lima lembar foto yang membuat Bella sangat terkejut saat melihatnya. Di foto itu nampak Stevan sedang memeluk seorang perempuan yang tak asing dimatanya. Perempuan itu terlihat sangat familiar seolah Bella sering melihatnya, tapi dirinya lupa dimana dia pernah melihat perempuan itu?
Bella memejamkan matanya, otaknya berpikir keras memutar ingatan demi ingatan, membongkar semua memorinya tentang wajah perempuan cantik berambut panjang yang ada dalam pelukan Stevan di foto itu. Foto-foto yang ada ditangannya semuanya menunjukkan bahwa perempuan itu punya hubungan yang Bella yakin lebih dari sekedar teman.
Tiba-tiba seperti bohlam terang yang bersinar di kepalanya. Bella secara tidak sadar menyebutkan satu nama. Lily Arletta Matthew. Wajah itu, Bella kembali menatapi lekat-lekat foto yang ada di tangannya. Rasanya tidak salah, Wanita itu adalah Lily Arletta Matthew, Beauty vlogger terkenal yang memiliki ratusan ribu subscribe dan follower di jejaring sosial.
"Apakah Stevan mengenal Lily?" Batin Bella.
Seberapa keras pun Bella untuk menghubungkan korelasi antara Stevan dan Lily, rasanya tidak ada petunjuk yang menyatakan kalau Lily dan Stevan teman dekat atau apapun jenis hubungan itu. Tapi foto yang ada ditangannya tidak mungkin hanya fatamorgana. Di foto itu sangat jelas kalau Lily berdiri dibawah menara Eiffel dan Stevan memeluk gadis itu dari belakang dengan senyum senang. Masih dengan rasa penasarannya, Bella pun mencoba untuk mencari bukti lain di dalam laci itu, sampai akhirnya dia menemukan flashdisk berwarna pink yang cukup mencurigakan di dalam sana.
"Sejak kapan pria seperti Stevan mempunyai barang berwarna seperti ini?" Pikir Bella curiga.
Tanpa menunggu lagi, Bella membawa foto-foto dan flashdisk itu ke kamarnya dan dia pun menghubungkan flashdisk itu ke laptopnya untuk melihat file apa saja yang ada di dalam benda itu. Ternyata benar saja, di dalamnya banyak sekali foto dan juga video yang menunjukkan kemesraan Stevan dan Lily.
Mulai dari foto mereka saling berpelukan, berciuman, bahkan di salah satu videonya menunjukkan Lily sedang membangunkan Stevan dengan memegang kamera ditangannya sambil mencoba merekam Stevan yang sedang tidur nyenyak. Wanita itu membangunkan Stevan dengan cara yang sangat mesra yaitu mengelus pipi Stevan dengan pelan kemudian menciumnya sampai Stevan terbangun.
Semua itu layaknya film dokumenter yang merekam kemesraan mereka. Dan yang paling membuat hati Bella sakit adalah foto liburan mereka di Hawaii. Foto itu jelas-jelas di ambil setelah tanggal pernikahan dirinya dan Stevan, dan Bella pun masih ingat dengan jelas bahwa empat hari setelah pernikahan mereka, Stevan melakukan perjalanan bisnis ke Hawaii yang Bella yakini itu hanyalah sebagai alibi agar Stevan bisa pergi dengan wanita itu.
Begitu banyak pertanyaan yang berputar di kepala Bella saat ini. Jika memang Stevan memiliki seorang wanita yang dia cintai, kenapa Stevan tak menolak saat dijodohkan dengan dirinya? Apakah saat ini Stevan masih menjalin hubungan dengan wanita itu? Apakah wanita itu tau bahwa Stevan sudah menikah? Bagaimana bisa Stevan membohonginya seperti ini? Bella menghapus air matanya dan mengambil ponselnya untuk memastikan keberadaan wanita itu sekarang karena biasanya setiap pergi berlibur, Lily akan memasukkan foto liburannya ke sosial media.
Bella sempat ragu saat ingin menulis nama Lily di kolom searching. Dia sangat takut apa yang ada dipikirannya menjadi kenyataan. Dia tak tau apa yang akan dirinya lakukan kalau memang benar bahwa Lily pergi bersama Stevan saat ini. Tapi Bella tak perduli, dia merasa harus menuntaskan ini, dia merasa perlu tau semuanya agar dirinya bisa mengambil tindakan.
Pada saat dia melihat semua postingan Lily, Bella tak mampu untuk membendung air matanya lagi. Wanita itu memang sedang berada di Singapura saat ini. Bella menjadi semakin yakin saat melihat ponsel yang seperti tak sengaja ikut masuk kedalam foto tersebut, dan ponsel itu adalah milik Stevan, suaminya.
Bella ingat Stevan pernah mengambil foto dirinya dengan ponsel itu saat mereka pergi berkencan tempo hari.
"Kenapa mereka tega sekali?" Ucap Bella sambil menangis dan memeluk lututnya lalu membenamkan wajahnya. Bahunya bergetar menandakan bahwa dia sudah tidak sanggup lagi untuk menahan isakan tangisnya.
Saat menikah dengan Stevan, Bella sangat yakin kalau seandainya semua orang di dunia ini bisa menyakitinya, maka Stevan tak akan masuk kedalam salah satunya. Tapi saat ini justru pria itu menjadi orang yang mampu menyakitkan hatinya lebih dari apa pun.
Tell me her name I want to know
The way she looks And where you go
I need to see her face I need to understand
Why you and i came to an end
Bella tak tau apa yang membuat Stevan tak pernah mau jujur tentang hal ini padanya, seandainya pria itu mengatakan yang sebenarnya sebelum pernikahan mereka, Bella akan tau diri dan memilih untuk mundur.
Tell me again I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night
When i'm here all alone
Remembering when i was your own
Tell me the word i never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch
That one you promised to be mine
Or has it vanished for all time.