"Gimana kemarin? Sukses?" Vanesa menjatuhkan dirinya di atas sofa. Malam ini Arista datang ke rumah gadis itu. Di rumah Vanesa memang selalu sepi. Hanya ada dirinya dan beberapa pelayan, juga tukang kebun. Arista ikut duduk, ia menarik napas gelisah. "Sukses apanya? Tuh cowok lagi asik-asikan sama si polos itu. Mereka naik kuda. Amboy! Sudah kaya sepasang romeo and juliet aja. Nyesel gue." Melihat ekspresi Arista. Vanesa tergelak. "Cemburu lo?" "Ya iyalah! Kalau enggak lihat lo! Udah gue apain tuh cewek!" "Awas lo jangan macem-macem! Delima milik gue! Sehelai rambut dia lepas gara-gara lo! Gue jamin, hari esok lo udah bukan Arista lagi!" "Lah, siapa dong kalau bukan Arista nama gue?" "Almarhum!" Tegas Vanesa dengan menatap tajam. Sepertinya ia tidak main-main dengan kalimatnya. Memb

