Calista benar-benar tak menyangka bisa bertemu dengan seorang Adam Peterson. Adam Peterson adalah laki-laki berusia 25 tahun dan merupakan sahabatnya sejak kecil. Bisa di bilang keluarganya dan keluarga Adam sangat dekat karena kedua orang tua mereka adalah sahabat dekat. Bahkan dulu ketika ia kecil Calista pernah bermimpi menikah dengan Adam karena dulu mereka sangat dekat sehingga membuat Calista suka dengan Adam. Tapi perasaan sukanya sudah hilang sejak lama karena ia memang hanya menganggap Adam sebagai sahabat saja. Apalagi ketika Adam dan keluarganya harus pindah ke Inggris karena keluarga Adam mau memulai bisnis di Inggris. Tapi walaupun begitu Calista dan Adam masih suka bertukar kabar satu sama lain. Sampai tadi ketika ia akan check in di hotel mereka kembali di pertemukan. Dan sekarang Calista sedang berada di kamar hotelnya untuk menaruh kopernya terlebih dahulu sebelum Adam akan mengajaknya makan siang.
"Adam sorry kamu nunggu lama ya. Tadi aku taruh koper sambil beres-beres sekalian," kata Calista merasa bersalah sudah membiarkan Adam menunggu.
"Its ok Calista. Kita masih punya banyak waktu sebelum sampai di restoran," jawab Adam dengan senyum manis.
Calista jadi ikut tersenyum ketika melihat senyum manis yang ditunjukkan oleh Adam. Bagaimanapun dulu ia pernah memiliki perasaan suka kepada Adam walaupun sebatas perasan suka masa-masa kecil dan remaja. Tapi sekarang hatinya sudah tertutup rapat semenjak ia mengenal laki-laki bernama Darrell Lewinsky yang telah membuat hatinya hancur seperti ini.
Akhirnya Adam pun mengajak Calista untuk makan siang bersama di salah satu restoran terbaik di Italia. Dan selama perjalanan mereka pun banyak mengobrol tentang banyak hal hingga tanpa mereka sadari mereka sampai di restoran yang Adam tuju.
"Calista kamu mau pesan apa?" tanya Adam ketika mereka sudah berada di kursi tempat mereka akan makan siang.
"Aku ikut kamu aja dam. Kalau menurut kamu enak maka aku akan coba makan. Kamu kan tahu kalau aku pemakan segalanya," jawab Calista dengan senyum manisnya.
Adam pun akhirnya memesan 2 spageti Ollie oglio dan salad sayur untuk mereka berdua. Serta 2 cangkir kopi untuk menemani makan siang mereka berdua.
"Dam aku gak nyangka bisa ketemu kamu disini. Kamu sekarang tinggal di Italia?" tanya Calista membuka obrolan.
"Aku udah tinggal di Italia enam bulan terakhir karena aku harus memantau produk yang akan di launching bulan depan. Jadi aku memilih untuk tinggal disini untuk memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana." Adam pun mulai menjelaskan semuanya kepada Calista.
"Wah kamu keren juga. Setahu aku perusahaan kamu berkembang dengan pesat. Aku juga sering melihat baju-baju yang kamu produksi laku di pasaran. Bahkan beberapa kolega aku sering bercerita tentang perusahaan keluarga kamu," kata Calista yang terlihat antusias.
Keluarga Peterson memang memiliki usaha di bidang fashion. Dan ketika perusahaan Adam mengeluarkan produk baru pasti akan langsung laku di pasaran. Dan Calista merasa bangga bila melihat kesuksesan yang Adam dapatkan.
"Bukannya kamu jauh lebih hebat dari aku. Aku juga dengar semenjak kamu memimpin perusahaan milik keluarga perusahaan jadi berkembang dengan pesat. Bahkan aku juga pernah membaca di media jika kamu salah satu pengusaha wanita paling sukses pada tahun ini. Dan aku kagum sama kamu." Adam pun melihat ke arah Calista dengan pandangan yang bangga.
"Berita itu hanya melebihkan saja. Aku tidak sesukses itu. Karena selama ini Uncle Vito yang membantu aku hingga akhirnya aku bisa mandiri mengurus perusahaan milik Daddy. Tapi aku harus banyak belajar lagi karena aku ingin perusahan milik Daddy jauh lebih besar lagi," jawab Calista merendah.
Seperti biasa Adam selalu kagum dengan wanita yang ada di hadapannya. Dulu mereka sangat dekat sekali bahkan Adam juga tahu jika dulu Calista pernah suka pada dirinya. Sampai akhirnya ia dan keluarganya harus memulai bisnis baru di Inggris dan sedikit membuat mereka jauh. Tapi Adam masih sering mendengar kabar tentang Calista dari mamanya. Apalagi ketika ia mendengar jika kedua orang tua Calista meninggal dan mengharuskan Calista memimpin perusahaan dan juga menjaga adiknya satu-satunya. Dan itu tetap membuat Adam bangga kepada Calista.
"Oya bagaimana kabar Uncle Derick dan Aunty Nayla?" tanya Calista pada Adam.
Obrolan mereka terpotong karena makanan pesanan mereka datang. Jadi mereka pun menyantap makanan yang sudah mereka pesan.
"Mama dan papa masih di Inggris. Dan mama sering menanyakan kamu. Sebenarnya mama ingin kembali ke Indonesia dan bisa bertemu dengan kamu. Karena bagaimana pun juga kedua orang tua kita bersahabat baik. Bahkan berkat Daddy kamu usaha papa aku bisa berkembang hingga sejauh ini. Jadi mama dan papa sangat berhutang budi kepada keluarga kamu," jawab Adam sambil meminum kopinya.
"Gak usah berlebihan deh Dam. Itu hanya bantuan kecil dan kesuksesan yang kamu dapatkan selama ini juga karena kerja keras keluarga kamu. Tapi udah lama juga aku gak ketemu sama Aunty Nayla. Kalau gak salah udah hampir 3 tahun ya aku gak ketemu," kata Calista sambil mengingat kapan ia bertemu dengan Aunty Nayla.
"Gimana kalau kamu ikut aku ke Inggris buat ketemu sama mama dan papa? Oya kamu ke Italia ada urusan apa? Urusan kerjaaan?" tanya Adam lagi.
"Boleh aja sih aku juga udah lama gak ketemu sama Aunty Nayla dan Uncle Derick. Tapi jangan dalam waktu dekat ya soalnya aku masih mau keliling Italia dulu. Mungkin nanti aku bisanya kesana seminggu lagi. Dan aku kesini gak ada urusan kerjaan emang aku sengaja mau liburan panjang keliling Eropa gitu. Kemarin aku habis dari Yunani dan memutuskan untuk ke Italia. Dan rencananya setelah ini mau ke Jerman dan Swiss. Setelah itu aku balik ke Indonesia lagi. Dan mulai kerja lagi," kata Calista menjelaskan.
"Wah bagus kalau gitu. Aku juga rencana Minggu depan mau pulang ke Inggris jadi kita bisa kesana bareng. Dan selama kamu di Italia aku akan menjadi tour guide kamu," kata Adam penuh percaya diri.
"Ok dam. Thanks. Jadi aku gak bingung-bingung kalau mau jalan keluar karena aku punya teman yang bisa di ajak jalan-jalan bareng," jawab Calista dengan wajah yang sumringah.
Setelah itu Calista dan Adam menikmati waktu siang mereka dengan saling mengobrol satu sama lain hingga akhirnya obrolan mereka harus terputus karena Adam harus kembali ke kantor karena ada masalah yang sangat serius di kantornya.
Sementara itu di lain tempat Darrell sedang asyik joging. Dan hampir satu jam lamanya ia berlari keliling area apartemennya. Keringat sudah mengucur dari tubuh seksinya. Tapi Darrell tak terlihat kelelahan karena ini sudah menjadi rutinitas hariannya. Saat ini Darrell sedang menikmati semangkok bubur ayam setelah ia berlari cukup jauh dan sekarang perutnya minta diisi. Walapun Darrell sudah menjadi orang kaya ia tak merasa harus makan di restoran mewah seperti orang kaya lainnya. Ia lebih suka makan di kaki lima seperti ini. Karena menurutnya makanan di kaki lima seperti ini rasanya sangat enak. Dan makan makanan kaki lima seperti ini mengingatkan dirinya akan masa lalunya yang hanya bisa makan di kaki lima seperti ini bersama ibunya. Karena dulu ia bukan berasal dari keluarga yang kaya. Bahkan bisa dibilang ia dan sang ibu hidup serba kekurangan. Tapi berkat kerja keras sang ibu selama ini membuat Darrell selalu hidup dengan sangat cukup. Dan yang paling penting sang ibu berhasil menyekolahkan dirinya di tempat yang terbaik walaupun itu artinya ibunya harus bekerja lebih keras lagi untuk memberikan pendidikan yang layak untuk sang putra. Karena sang ibu selalu menanamkan kepada Darrell jika kita berusaha dengan keras maka kita akan mendapatkan hasil dari kerja keras itu. Dan jika dalam usaha kita mendapatkan kesuksesan gagal maka kita harus cepat bangkit dan kembali berjuang hingga kesuksesan yang kita inginkan bisa tercapai. Pesan-pesan seperti dari sang ibu selalu Darrell pegang hingga detik ini. Dan pesan dari sang ibu yang membuat dirinya berhasil menjadi orang yang sukses seperti ini. Walaupun seandainya ia bukan cucu dari seorang Roberto Lewinsky ia sudah menjadi seorang pengusaha makanan yang sukses. Dan Darrell sangat bersyukur akan hal itu.
Darrell pun melahap bubur ayam yang ia pesan dengan cepatnya. Karena ia benar-benar kelaparan. Setelah ia menghabiskan bubur ayam itu, Darrell pun segera membayar karena ia harus segera kembali ke aparteman untuk bersiap bekerja. Tapi ketika ia akan kembali berjalan ke arah apartemenaku tiba-tiba dari arah depan ada mobil yang melaju dengan cepatnya menuju kearahnya. Dan tanpa Darrell duga mobil itu berhasil menabrak Darrell dan membuat Darrell terjatuh. Kepala Darrell pun terbentur aspal yang membuatnya pingsan.
Wah apa yang terjadi pada Darrell?
Dan siapa yang ingin mencelakakan Darrell?
See you next chapter
Jangan lupa lovenya bisa semangat update setiap hari...
Happy reading....