Berontaknya hanya menghabiskan tenaga, air mata kian mengaburkan tatapannya. “Aku sudah memperingatkanmu, Jihan” bisik Abhi begitu telah mencium penuh nafsu. Sekali gerakan dia melepas T-shirt, begitu cepat hingga bagian tubuhnya terekspose. “Aku membencimu, Bhi!” lirih saat Abhi meremas dadanya. Menghancurkan harga diri Jihan. Semua hancur, tidak ada yang menyelamatkan dirinya. “JANGAN!” napasnya terengah-engah, mata terbuka lebar. Dia melihat seseorang mendekat, Jihan segera bergerak duduk dan beringsut menjauh. Dalam penglihatan dia adalah Abhi. “MENJAUH! PERGI!” dia histeris. Ketakutan. Salsa yang ada di sana sedih melihat reaksi Jihan, mendekat coba menenangkan Jihan. Gagal. “Jihan, ini gue! Salsa!” Jihan malah menggeleng cepat, memeluk dirinya dan bergetar. Hingga jar