Laki-laki itu terlambat, Jihan panik setengah mati bahkan sampai sudah harus check in Ruri tak tampak batang hidungnya, kekesalan makin melambung tinggi saat Ruri sulit di hubungi. Akhirnya Jihan sudah tidak mau peduli. Terserah itu orang mau ketinggalan pesawat juga! Batinnya. Begitu menemukan posisi nyaman di kursi dengan earphone menempel di telinga, Jihan sama sekali tak kelihatan terganggu atau peduli pada sekitar sampai sadar dua pasang mata sedang menatapnya. Dia mendongak dan menarik earphone lepas dari kedua telinga lalu berkata. "Saya pikir nggak jadi berangkat." Ruri yang tadinya menyipitkan mata demi meneliti wajah kesal Jihan, kini senyum merekah di wajahnya. "Sori aku terlambat, sedikit." sedikit katanya? Jihan mendengus kecil. Laki-laki ini nggak punya jam tang