POV Luna Percakapan kami terganggu oleh kedatangan seorang wanita muda yang punya gaya manja luar biasa pada Adnan, seolah olah pangeran ini adalah porselin yang tak boleh dimiliki oleh orang lain selain dirinya. " Maafkan aku mas Adnan, aku harus datang ke sini karna aku bingung milih baju pengantin " ujarnya manja sambil bergelayut di lengan sang CEO. Terpaksa ku lemparkan pandangan karna melihat pemandangan yang membuat aku risih. Adnan seperti ingin menyadarkan pasangannya kalau ia sedang ada tamu. " Tunggu, aku di lobi " bisiknya. Wanita yang duduk di paha Adnan mulai menyadari kehadiranku. Ia tersenyum miris lalu permisi keluar dengan mencium pipi sang kekasih. Aku hanya menunduk ketika laki-laki didepanku menghapus bekas bibir kekasihnya. " Bagaimana kalau diskusi ini kita lan

