Pagi yang Penuh Antusiasme Ebas sedang mengenakan jaketnya ketika ketukan pelan terdengar dari balik pintu kamarnya. Ia menoleh dan melihat Sari, salah satu asisten rumah tangga, berdiri di ambang pintu sambil membawa koper kecil berwarna pink. “Tuan Ebas, ini barang-barang Nona Cala. Sudah saya siapkan sesuai permintaan Nona Nala,” ujar Sari dengan sopan. Ebas mengernyit. "Nala?" “Iya, Tuan. Nona Nala menelepon saya pagi tadi, meminta tolong untuk menyiapkan keperluan Nona Cala,” kali ini Bu Mirna, kepala asisten rumah tangga, yang membenarkan. Sejenak, Ebas terdiam. Matanya menatap koper kecil itu dengan perasaan hangat. Bahkan saat tidak berada di rumah, Nala tetap ingat tanggung jawabnya. Wanita itu bukan hanya peduli padanya, tetapi juga pada Cala—putri kecil yang bahkan bukan da

