56

1378 Kata

Nala menyandarkan tubuhnya di pinggiran meja besar milik Ebas, jari-jarinya memainkan ponsel sambil berulang kali membaca pesan yang dikirim suaminya tadi. "Sayang, tunggu aku di ruanganku. Jangan pergi ke mana-mana. Love you." Keningnya berkerut. Ada apa sebenarnya? Sudah satu jam berlalu sejak ia menerima pesan itu, tetapi Ebas belum juga muncul. Awalnya, ia hanya duduk diam menunggu, tapi setelah beberapa menit yang terasa membosankan, ia memutuskan untuk membawa laptopnya ke ruangan Ebas dan mulai mengerjakan laporannya di sana. Namun tetap saja, pikirannya tak bisa tenang. Nada pesan itu terasa berbeda. Ceklek. Suara pintu terbuka membuatnya menoleh. Di sana, Ebas masuk dengan langkah tegap, lalu tanpa ragu mengunci pintu dari dalam. Nala masih di tempatnya, tetap bersandar di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN