46

1315 Kata

Ebas mengepalkan tangannya di atas setir, berusaha menahan emosinya yang sudah hampir meledak. Ucapan Nala barusan terasa seperti tamparan keras di wajahnya. Ia tidak pernah menyangka bahwa keputusannya untuk menunggu waktu yang tepat justru membuat Nala merasa tidak dihargai. "Kamu berhutang banyak penjelasan padaku, Bas," desis Nala, tatapannya tajam. Suaranya dingin, tetapi terselip rasa kecewa yang begitu dalam. Ebas menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Dia tahu, Nala berhak marah. Dia tahu ini semua akibat dari keputusannya untuk menunda mengungkapkan kebenaran. "Aku tidak bermaksud seperti itu, Nala. Aku hanya..." Nala memotongnya, nada suaranya semakin meninggi. "Hanya apa, Bas? Hanya mau menyembunyikan semuanya sampai aku harus tau dari orang lain? Kamu pikir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN