Setiba di mansion, Cala sudah berdiri di ambang pintu dengan pose berkacak pinggang, raut wajahnya seperti seorang gadis kecil yang siap mengomeli siapa saja. "Papi dari mana? Bilang sebentar tapi lama!" omelnya dengan nada polos tapi tegas, membuat Ebas hanya bisa menggaruk keningnya yang sama sekali tidak gatal. Nala yang melihat itu hanya tertawa kecil, melirik Ebas dengan pandangan penuh kemenangan. Ia merasa puas melihat pria itu dimarahi gadis kecilnya sendiri. "Aunty, ayo masuk! Pasti Aunty capek, kan?" ucap Cala sambil menarik tangan Nala, mengabaikan keberadaan Ebas yang masih berdiri dengan wajah cengonya. "Sayang," panggil Ebas kepada Nala, suaranya sedikit rendah. Nala menoleh sekilas, tapi hanya untuk mengisyaratkan agar dia diam. Telunjuknya diletakkan di depan bibirnya,

