Davis menatap wajah Naira yang tertidur karena merasa lelah, Naira baru saja membereskan pakaian-pakaian yang akan dibawa olehnya untuk berlibur ke Amerika bersama Davis. Davis sengaja meminta Naira lah yang menyiapkan kebutuhan dirinya, entah mengapa Davis seakan mempercayakan semuanya kepada Naira. ia tersenyum saat memperhatikan wajah Naira,
Ia menilik wajah Naira, kelopak mata yang indah dengan bulu mata yang sangat lentik itu terpejam. bibir mungil yang terlihat membuat Davis selalu b*******h, dan bentuk wajah yang menjadi penambah kecantikannya. Naira terlihat tertidur dengan nyenyak bahkan dengkuran lembut itupun terdengar oleh Davis.
Davis tersenyum penuh hasrat, "Gadis bodoh ini ternyata baik sekali, ia menuruti apapun keinginan ku. bahkan ia benar-benar memberikan yang terbaik untuk ku." Davis menyingkapkan rambut yang menghalangi wajah Naira, ia melumat bibir manis istri kecilnya itu.
"Ah, apa sih lu dav!!" gumamnya dalam hati, ia seakan ingin menolak pengakuan dirinya itu.
Davis menatap kembali wajah istrinya, "Ingat, semua wanita yang pernah dekat lo itu sama. semua incer harta lu aja, lu aja nikah sama Naira keluarin duit banyak kan" Kalimat itu terngiang dari dalam hatinya, dan kalimat itu seakan menjadi alarm untuk menepis perasaan suka nya terhadap Naira.
"Iya benar, loe itu cuma mainan Gw!!!!" ucap Davis menggerutu di telinga Naira, ia menyunggingkan senyumannya.
Lalu tak lama kemudian, Naira terbangun. Naira membuka matanya perlahan, ia mendengar celotyehan-celotehan Davis di dalam kamar mandi. celotehan itu pun di iringi suara percikan air yang hampir mirip dengan air hujan. ia beranjak untuk mendekati suara gumaman Davis, "Suamiku," panggil Naira dengan pelan.
Matanya benar-benar melihat kegalauan dalam diri Davis, Davis duduk diatas lantai kamar mandi dan di ujung sana keran air itu mengocor dengan deras. ia sedang mengingat kisah cinta nya bersama Catherine. Ia memilih untuk Mabuk di dalam kamr mandi agar Andini dan Dave tak mengetahui hal itu, kalimat-kalimat yang Davis lontarkan seakan mengutarakan rasa sakit karena telah di khianati.
Naira pun mengetahui masa lalu Davis, ia begitu sangat iba saat mendengar semua keluhan yang Davis ucapkan. rasanya Naira benar-benar mengerti apa yang Davis ucapkan. Davis meneguk kembali sisa air dari dalam botol itu, "Hanya melalui minuman ini, aku dapat mengutarakan rasa sakit ku" Gumam Davis.
Naira berusaha mendekat. Namun, Naira tidak akan mengetahui apa yang Davis rasakan. karena sebenarnya Naira sudah mencari tahu keadaan suaminya itu, tidak ada satupun yang mengetahui masa lalu Davis bersama mantan pacarnya yang bernama Cath, bahkan Assisten Win berucap selama ini Tuan mudanya sama sekali tak memiliki sosok wanita pujaan.
Naira mengusap lembut d**a miliknya dan tetap mendengar celotehan Davis, kali ini Davis berceloteh mengenai dirinya. sungguh Davis berucap mengenai Naira itu dengan kalimat positif, "Walaupun dia kelinci ku yang dibelikan oleh Papa dan Mama untuk ku tapi dia wanita yang membuat ku nyaman. dia wanita yang selalu membuatku merasa sempurna, Hahhaha" tertawa nya cukup keras, walaupun seperti itu tapi Naira tahu dari dalam hatinya Davis berpikir positif mengenai dirinya.
"Dia tidak bodoh, dia hanya lugu dan aku memanfaatkan keluguannya. tidak seperti kau Cath, kau itu wanita bengal, tak tahu diri dan selalu membuat ku sakit hati. kurang apa aku ini? kurang tampan? aku kaya tidak seperti Jose yang selama ini untuk makan saja meminta kepada ku!"
"Kalian b******k!!!," gerutu nya itu membuat Naira berpikir jika Davis memang mengalami trauma karena percintaan, "Nanti disaat Naira sudah menjadi wanita dewasa, aku akan menunjukkan nya kepada kalian, aku akan menunjukkan batang hidungnya. dia wanita baik dan cerdas"
Naira meneteskan air matanya, selama ini ia menganggap jika Davis adalah lelaki yang sangat kejam. Naira sempat merasa takut karena mendengar sebuah ancaman dari Davis namun saat ini Naira mengetahui alasan dibalik ancaman itu, Naira bertekad akan membuat Davis senyaman mungkin dan Naira berjanji akan mencoba mengobati luka Davis.
Ia berjanji pada dirinya sendiri akan membuat Davis merasakan indah nya jatuh cinta kepadanya, "Aku akan mengobati semua luka mu, kau sudah menjadikan diriku berpikir dewasa. kau pun seperti obat untuk ku melupakan rasa sakit ku karena merasa dijual oleh Ayah dan ibu. aku harus akui jika dirimu adalah candu untuk ku, aku merasa jatuh cinta kepada mu Davis, aku benar-benar merasa menikmati peranku sebagai siswi dan seorang istri" Naira mengambil langkah untuk mendekati suaminya, Naira memanggilnya.
Suara Naira terdengar bernada erotis, "Suami ku," sembari memberikan senyuman, Naira memanggil suaminya, Davis sedikit mengenal suara Naira. ia pun menatap wajah Naira dengan tatapan penuh cinta.
"aku lemas," Ucap Davis.
"Ayo aku bantu kau untuk merebahkan tubuh mu di atas kasur" Ucap Naira, Naira menarik lengan Davis dan membuat Davis terbangun lalu berjalan sempoyongan. Naira berhasil merebahkan tubuh Davis di atas kasur milik mereka, Lalu Naira mengusap wajah Davis sembari menatap wajah nya. sorot mata keduanya beradu, pandangan Davis untuknya seakan memberikan cinta yang sangat utuh.
Naira duduk diatas pangkuan Davis yang terlihat sangat lemas, Naira menggesekkan tubuhnya itu, ia membungkukkan setengah badan nya dan berbisik ditelinga Davis.
Namun, Davis seakan tak membalas keinginan Naira. Naira pun menyusuri wajah Davis. menyisir semua kulit wajah dan leher Davis, ia ingin memberikan tempat yang nyaman untuk suaminya itu.
"Kau sangat menarik sekali sayang," Ucap Davis lirih lalu mendekap tubuh istrinya, kali ini Davis membalas kecupan yang sedari tadi diberikan oleh Naira. Davis mendesis, "Berikan semuanya untuk ku Naira, Aku ingin kau menjadi istri yang membuat ku bahagia saat aku menatap wajahmu!" Naira sangat bahagia mendengar kalimat itu, Ia terbuai dengan celoteha Davis.
Kini, Naira berada di bawah tubuh Davis. Davis menciumi setiap jengkal kulit perut Naira, Naira merasa geli namun menikmati setiap permainan suaminya. sepertinya sudah tidak ada rasa takut bahkan kini, Naira semakin gampang merasakan libido nya itu.
kulit yang halus, bibir mungil nan tipis dan lembut itu terlihat seperti sebuah boneka cantik bagi Davis. Davis merasakan kebahagiaan saat melakukan hal itu. Davis kembali menurunkan celana Naira yang sedari tadi masih terpakai olehnya, celana hot pants yang selalu Davis minta untuk dipakai oleh Naira itu di lempar ke sembarang arah. Davis memainkan tangannya di area vital Naira, Naira benar-benar menikmati permainan yang diberikan oleh Davis.
"MmmmmmHhhMmmm AAAAAaaaahhhhhhh" suara desahan Naira semakin membuat Davis b*******h. namun saat Davis mulai membuka kain yang menutupi area vital itu, ia kembali terngiang kalimat orang tuanya. Davis seakan menunjukkan wajah yang murka, Davis menatap sarkas kearah wajah Naira. ia melepaskan dekapan dan lumatan di bibir Naira. Ia pun beranjak dan segera meninggalkan Naira.
Ia berjalan dengan langkah yang sedikit sempoyongan, Naira segera memakai celana nya dan berniat untuk menyusul langkah Davis. Namun, saat Naira keluar dari dalam kamarnya ia tak tahu kemana Davis pergi. di sekitarnya ada beberapa ruangan kosong, namun Naira enggan memasuki ruangan-ruangan seperti kamar itu tanpa ijin mertuanya. Naira kembali dan duduk di atas sofa, Naira mendekap kan lutut nya tepat di atas d**a, Ia menangis lirih karena merasa Davis tidak nyaman melakukan hal itu dengan Naira.
"Kenapa kau jahat, aku sudah berusaha membuat kau nyaman!! tapi kau malah selalu seperti itu!!!" Gerutu Naira sembari menangis.