DOL (Bab 14)

1276 Kata
"Ada apa dengan Davis sebenarnya???" Tanya Naira dalam hati, "Rasanya dia selalu saja memyelesaikan  aktifitas itu terlebih dahulu tanpa mencapai klimax, Aku merasa dia masih saja memikirkan mantan kekasihnya itu." Keluhan Naira itu terdengar seperti kecewa akan hasrat yang tak terpenuhi, karena awalnya Davis selalu memulai hal itu namun, Davis pula yang mengakhiri di awal.  Satu jam,, Dua jam,, pun berlalu hingga kini sudah 5 jam berlalu... Davis enggan kembali untuk menemui Naira di dalam kamarnya, Naira masih saja menunggu kedatangan nya. Ia terus menangis dan meratapi kesedihannya. Naira sudah berusaha untuk membuatnya merasa nyaman saat melakukan aktifitas yang sedari awal di mulai olehnya. Di dalam kamar lain, Davis merebahkan tubuhnya di atas lantai dingin. lantai marmer itu terasa panas untuk Davis karena gairah yang masih ada dan tak bisa terkendali, Davis merasa jika dirinya sudah tidak mampu menahan hasrat untuk bersenggama bersama Naira. "Ada apa dengan ku?, Naira pasti sedang bertanya-tanya?" Gumam Davis sembari menatap langit-langit kamar itu, dulu Davis tidak pernah merasakan hasrat yang sangat besar seperti saat bersama Naira. bahkan saat melakukan aktifitas itu bersama Catherine, Davis nyaris selalu tak bersemangat. mungkin karena tidak ada dorongan hasrat dari Catherine untuk nya sendiri. "Seharusnya aku tak begitu? tapi, Aku tidak mampu menahan hasrat itu jika sedang bersama gadis manis seperti Naira" Ucap Davis yang mulai memberikan sebuah pujian untuk Naira. "Ahh Lupakan," Ucap Davis, ia beranjak membangunkan tubuh atletisnya itu dan membaringkan yubuh nya diatas kasur yang berada di dalam kamar itu. Sebenarnya Davis sendiri sudah berniat untuk kembali, namun perasaan nya sedang gusar dan Davis takut malah akan menyakiti hati gadis penurut itu. Keesokan harinya, mereka sudah berada di atas meja makan bersama. tatapan Davis untuk Naira terlihat lebih dingin dari biasanya. Naira hanya mampu tertunduk lemah saat melihat tatapan itu, Dave dan Andini sudah datang menghampiri mereka. dengan senyuman manis, Naira menyapa kedua mertuanya itu, "Selamat pagi Mama, Papa" Ucapnya. "Pagi sayang, " Sahut Andini dan Dave secara bersamaan, andini tersenyum kepada Davis. menurutnya, Naira memberikan dampak yang sangat positif. karena, semenjak kehadiran Naira di dalam rumah ini. Davis lebih banyak menghabiskan malam di dalam rumah bahkan Davis mau menghadiri sarapan setiap pagi bersama Dave dan Andini. "Kalian mau pergi kapan?, pesawatnya kapan?' Tanya Dave . "Pesawatnya sore Papa," Jawab Davis singkat, "Davis mau anter Naira kerumah ibunya dulu, atau nanti suruh bu Reva bawa hasil raport Naira kesini iya" Pinta Davis, Davis berbicara tanpa melihat wajah ayahnya dan untuk Nair, berbicara seperti itu sangat tidak sopan. Naira mengerutkan dahinya dan saat itu Davis memperhatikan raut wajah Naira. "Kamu gak mau ikut aku?" Tanya Davis. Naira mengangguk girang, "Mau, Kak.. Nai mau kok!' Ucap Naira, "Kalau liburan kesana Naira pasti mau, kapan lagi coba Naira ke luar Negri," sambungnya. Davis tersenyum sinis, "Siapa yang mau ajak elu liburan? gw kesana mau kerja!" Naira merasa terpekik karena mendengar ucapan Davis, Naira mengerucutkan bibirnya, ia terlihat sedikit mendelikkan matanya dan Davis merasa suka saat melihat wajah Naira seperti itu. baginya, Naira sangat menggemaskan. "Davis sayang, jangan gitu ah!"  Ucap Andini dengan nada yang sangat manja, "Dav, nanti di sana jaga Naira dengan baik. ingat jangan macam-macam iya!" Tambah Dave, "Kalau Papa dengar kamu main-main gak jelas dan membawa Naira ke hal yang negative, kamu akan tahu hukuman dari Papa untuk mu!" sebuah ancaman yang di lontarkan Dave kepadanya saja sudah membuat Davis seakan susan untuk menelan ludah, dan akhirnya Naira mengerti mengapa Davis selalu saja mengusaikan aktifitas s*x nya walau gairahnya sedang membara. Naira tersenyum tipis, menatap Davis dengan tatapan yang cukup nakal d usia Naira. Naira memang sudah mulai berani memberikan tatapan mempesona kepada Davis, matanya berkedip sebelah dan Naira terlihat menggigit bibir bawahnya. "Mmmmmmm" Ucap Davis sembari  menelan ludahnya kembali. Pukul 14.00 Wib ... Naira sudah bersiap dan mengganti pakaianya, Naira memakai celana panjang dan kaus berwarna ungu. Namun, Davis memintanya untuk mengganti pakaian tersebut.  "Gak cocok, memalukan" Ucapnya dengan nada yang sangat sinis, lalu Davis memberikan sebuah gaun pendek yang terlihat santai dan mempadu-padakan  gaun tersebut dengan kacke berbahan Levis berwarna telur asin bercorak Washing dan Naira terlihat menyetujui keinginan Davis. Mereka sudah bersiap untuk pergi menuju bandara, dua orang pelayan membantu Davis dan Naira membawa koper untuk mereka masukan kedalam mobil. di hadapan Andini dan Dave, Davis tak segan merangkul Naira, ia sudah tidak merasa malu melakukan hal itu dan Andini seakan bernafas sangat lega saat melihat keduanya.  "Mama, baik-baik disini iya. nanti Naira V-Call kalau udah sampe di sana" Ucap Naira sembari tak segan mengecup pipi Andini, Andini tersenyum dan mengerjapkan kedua matanya. "Baik-baik disana iya sayang, ingat jangan makan makanan sembarangan. kalau Davis memarahi Naira, adukan sama Mama dan Papa iya!" Davis mendelik namun ia sudah mengerti dengan perkataan ibunya, bagi Davis. kebahagiaan ibu nya adalah yang utama, apalagi sekarang setelah ada Naira, Andini semakin terlihat sehat. Dave pun menimpali, "Naira, ini hadiah untuk Naira. pakai saja untuk membeli apapun yang Naira inginkan, bersenang-senang dan jangan lupa hubungi Mama mu ini" Dave memberikan sebuah kartu untuk memudahkan Naira berbelanja. "Papa, Davis kan suaminya. Davis mampu kok beliin Naira apapun itu," Tukas Davis, Naira merasa senang saat Davis berkata demikian. namun entahlah apa alasan yang membuat Davis berbicara seperti itu, Naira seakan tak peduli. Ia merasa sangat senang mendengar kalimat yang di berikan suaminya, apalagi Davis mengatakan jika Naira adalah istrinya. Mereka sudah masuk ke dalam mobil, Davis dan Naira duduk di belakang kemudi. seorang supir tak di ijinjkan menatap ke belakang kemudi dan Davis segera menutup tirai mobil itu. kebetulan mobil yang di pakai oleh mereka adalah jenis mobil Batmobile Limousin. "Kok pakai mobil ini?" Tanya Naira dengan polos, karena awalnya Davis dan Naira akan pergi memakai sedan biasa. namun, Davis meminta supirnya untuk mengganti mobil sebelumnya dengan mobil tersebut. "Mau lanjutin yang malem," Sahut Davis dengan polos, Naira menaikan sebelah alisnya. ia sedikit tersenyum dan menggigit bibir bawahnya. Davis merasa tergoda. "Kenapa gak nanti aja kalau udah sampai di sana, apa nanti gak nanggung?" Tanya Naira, "mmmh, kaya biasa gitu, selalu nanggung" Sindir Naira. Davis menatap nakal wajah istrinya, "Kenapa?" Naira bertanya dengan nada menantang. "Udah mulai berani iya?" Tanya Davis sembari membelai leher jenjang Naira, Naira menggeliat merasa geli. Davis mulai melumat bibir Naira dengan sangat binal. saliva keduanya tercampur dan terdengar desahan kecil dari bibir Naira, "emmmMmmmHhhh,aaaaahhhhhh" Tangan Naira mulai menggeriliya bebas, mencoba menyentuh wajah Davis dan menekan kepalanya sehingga ciuman diantara mnereka terasa sangat panas. Davis menggeletakkan tubuh Naira, menindihnya dan kembali melumat leher jenjang Naira. mungkin saat ini Davis sedang penumpahkan gairah semalam, lagi dan lagi Davis lah yang memulai melakukan hal itu dan Naira terlihat memberi ruang untuk Davis yang ingin menguasai dirinya. Davis menaikan tangan Naira, ia menyapu semua kulit Naira dan mengunci gerakan tangan Naira itu, "Ikat saja tangan ku kalau gitu, kamu beneran mau di sini? Kita lagi di dalam mobil loh suamiku" Ucap Naira dengan suara yang sangat lantang. "Habisnya Lipstick yang kamu pakai itu buat godain aku kan?" kali ini davis membalas kalimat Naira dengan Nada yang sangat lembut. "Yaudah lanjutin, mau disini bener? kaya gak punya kamar aja!!" lagi dan lagi sahutan Naira terdengar menantang suaminya, Davis menggelengkan kepalanya. Davis memasukkan satu tangannya kedalam lubang surgawi milik Naira, "Uuuuuhhhh. Ahhhhh " erang Naira saat Davis kembali memainkan klitorisnya. Ia sempat menghentikannya dan berucap, "Hak kita dong mau pemanasannya dimana juga!!!" Davis kembali melanjutkan aktifitas s*x bersama Naira tersebut, bagi Davis ini hanya sebuah pemanasan dan bagi Naira ini sudah sangat berlebihan namun Naira belum merasa puas saat mendapatkan perlakuan ini. "Ahhh." desahan kecil itu terdengar keluar secara bersamaan, "aku mau lebih," Ucap Naira dengan nada yang sangat memohon, tubuhnya saling menggesek satu sama lain dan mereka terlihat saling menikmati lumatan masing-masing. "Aku akan memberimu lebih" Ucap Davis, Naira memeluk dan menciumi leher Davis. Ia menggantungkan kedua tangannya di atas pungguk Davis, lagi dan lagi ia mengerang kenikmatan. Belum sempat Davis dan Naira melakukan hal lebih, mobil yang sedari tadi melaju itu terhenti dan akhirnya mereka gagal kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN