Davis keluar dari dalam kamar dan berjalan menuju Minibar di dalam rumahnya, ia memang sering sekali mengunjungi bar itu disaat ia merasa risau. Bayangan Catherine kembali merebut pikirannya, apalagi Davis selalu memiliki impian membuat rumah bersama Cath dan memiliki sebuah Minibar di dalam nya.
Sedikit Flashback masa lalu bersama Cath itu terngiang, dan terbayang kembali. Suara-suara desahan Cath pun menjadi ilusi yang tak bertepi untuk nya, "Are you Really seriously with me, Cath? " Cath selalu menjawab dengan serius dan di selipi ciuman manja di bibir Davis.
Setiap Davis bersama Cath, ia selalu merasa sempurna dan Davis selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Cath. Namun, hal itu tidak berlangsung lama saat Cath mulai mengenal Jose. di belakang Davis Jose dan Cath terlihat lebih dekat, bahkan Jose menjadi partner yang baik dalam melakukan s*x.
Naira yang merasa khawatir itu mencari keberadaan Davis, ia bertemu dengan Win dan ia bertanya mengenai keberadaan Tuannya itu.
"Tuan Win, bisakah kau memberitahu ku mengenai Tuan Davis? Mmm, maksudku dimana saat ini dia berada? " Tanya Naira dengan sangat sopan, Win tersenyum. Ia menemukan mata penuh cinta dari dalam mata Naira, Naira benar-benar mengkhawatirkan suaminya itu.
"Biasanya Tuan Davis ada di dalam ruangan minibar miliknya,"
"Dimana itu? " Tanya Naira.
"Diatas, mari saya antar Nona" Naira pun mengikuti langkah Win, Naira merasa pusing saat mengikuti langkah Win. banyak sekali ruangan di dalam rumah megah Dave itu, bahkan Naira tak mampu menghapal banyaknya ruangan dan tingkatan rumah ini dalam waktu satu bulan kedepan.
Sampailah Naira di depan pintu ruangan tersebut, Minibar milik Davis itu tak sesuai namanya. Minibar yang sangat luas dan megah, semua barang-barang di dalamnya begitu sangat antik. Bahkan terlihat di sana sebuah panggung mini untuk melakukan karaoke, layar besar pun terlihat menempel di dinding.
Naira tak menemukan sosok suaminya itu, ia masuk dan mencari hingga ke ujung ruangan itu. Namun, Naira tetap tak menemukannya.
"Mungkin Tuan ada di atas roof top Nona, " Ujar Assisten Win itu, "Mari biar saya temani Nona," Naira pun kembali mengikuti langkah Assisten Win, ia melihat jika Davis memang berada di sana. Merebahkan diri dibawah langit yang sudah mulai cukup gelap, Naira berjongkok dan membelai wajah Davis, Ia seakan memberanikan dirinya. Davis merasa terkejut dengan belaian itu, Ia melirik dan menatap wajah istrinya ada di hadapan nya.
"Siapa yang menyuruhmu kemari? " Tanya Davis ketus, "Win? " Tanya nya kembali, Naira menggelengkan kepalanya.
"Aku tak ingin kau mengganggu waktu ku! " Ucap Davis seakan tak menyukai kedatangan Naira, Naira berpikir jika selama ini Davis selalu berada disini untuk menenangkan dirinya dan saat Davis meninggalkannya tempo hari itu, mungkin saja Davis menghabiskan waktu di Roof top ini hingga Naira tidur hanya seorang diri.
"Masuk kamar!! " Titah nya kepada Naira, Naira menggeleng pelan.
"Kenapa? " Tanya Davis.
Naira memberikan tatapan nakal kepadanya, "Aku mau tidur dipeluk kau! " Entah setan apa yang merasuki Naira, ia terlihat sangat berani saat berbicara seperti itu bahkan jari-jari tangan Naira mengukir lembut kulit lengan suaminya dan itu membuat Davis merasa tertantang.
"Kamu mau main disini? " Tanya Davis. Naira melirik kan matanya, ia menatap sekelilingnya memastikan jika tidak ada satu orang pun yang memperhatikan mereka.
"Iya, " Jawab Naira singkat.
"Kalau nanti gw malah kebablasan gimana? " Tanya Davis.
"Gak apa-apa," Jawaban Naira terlihat sangat menantang. Davis menggelengkan kepalanya, ia benar-benar merasa aneh dengan sikap Naira. Davis seakan tak mampu membuat Naira menderita, namun hasrat untuk membuatnya menderita selalu saja ada di dalam benaknya.
"Beneran, " Pertanyaan Davis dibalas anggukan dan tatapan lekat dari mata Naira.
Awan yang mulai menunjukkan senja itu, menambah kesan romantisme mereka berdua. Davis menatap lekat Naira, Ia kembali mendaratkan sebuah ciuman di bibir Naira. Hembusan Nafas Naira di hirup habis oleh Davis, kini posisi aman ada pada tubuh Naira. Ia mencium suaminya yang berada di bawah tubuhnya, Naira seakan duduk dalam pangkuan Davis.
Mereka terus menerus menukar cairan saliva pada mulut mereka, Davis benar-benar merasa suka dengan permainan Naira.
"Uhhhhh," erangan kecil Davis pun terdengar di telinga Naira, dan "Mmmmhhh ahhh" Desahan kecil Naira terdengar di telinga Davis, Davis meraba punggung belakang Naira dan itu membuat Naira merasa sangat geli.
Badan Naira menegang, menikmati setiap sentuhan yang Davis berikan dan kali ini ia menggoyangkan seluruh badan nya. Membuat barang kepemilikan suaminya itu mengeras, Davis merasa senang saat berada di dekat Naira, karena ia seakan mampu melupakan wajah Catherine walaupun Davis masih saja merasa gengsi saat mengakui hal itu.
Hujan rintik menambah suasana romansa mereka, Davis menyadari akan rintikan hujan itu. Davis melepaskan ciuman Naira, namun Naira merasa senang saat melihat hujan yang akan segera turun.
Davis mengajak Naira untuk masuk dan melanjutkan permainan itu di kamar, namun Naira menggelengkan kepalanya. Ia beranjak berdiri dan melebarkan tangannya, wajahnya menatap langit hingga air-air hujan itu membasahi wajahnya.
Lalu, Naira menoleh ke arah wajah suaminya. Menarik tangan Davis dan berbicara, "Kaka Davis, Aku menyukai hujan yang turun dari atas sana. Sebab langit-Nya adalah candu ku, saat terang membawa riang, dan hujan membawa rindu yang tak berkesudahan dan aku mau menikmati hujan kali ini bersama dengan mu! " Ucap Naira yang berbicara dengan lantang, Naira seperti kerasukan roh. Ia berbicara dan menatap mata Davis tanpa rasa takut, bahkan ia menatap suaminya penuh cinta.
"Maukah kau memeluk ku? " Tanya Naira, Davis menatap sinis wajah Naira, Naira tetap menatap Davis penuh senyuman.
"Siapa kamu? Mengapa kamu melakukan hal ini? " Tanya Davis, "apa yang membuat mu melakukan hal ini? Apa kau mendengar aku mengatakan sesuatu hal? " Tanya Davis, sorot mata tajam terus menerus ia berikan kepada Naira. Naira menggelengkan kepalanya, "Naira hanya senang jika sedang dekat dengan kakak Davis, bahkan Naira rela mengikuti perintah dari Kak Davis sebab Kak Davis adalah suami Nai" Ucap Naira sembari menatap lekat wajah suaminya.
"Gombal, kau sedang menggodaku dan ingin membuatku mencintaimu?" Tanya Davis sembari menatap wajah Naira dengan tatapan sinis, "Dengar, sampai kapan pun aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada mu!!!, kau hanya sebuah mainan yang diberikan mama dan papa untuk ku. kau tau perlu berpikir keras untuk membuatku jatuh cinta kepada mu, aku tidak akan memberikan cinta ku kepada mu!!" Cibiran Davis untuk Naira di sambut dengan senyuman.
"Baiklah, aku akan bekerja keras kalau begitu. kau yang membuatku nyaman dan membuatku merasa tidak takut karena pernikahan ini, karena awalnya aku merasa dijual. namun kini Aku, NAIRA KHAIRUNISA menikmati peranku sebagai murid dan juga istri mu dirumah. bagaimana pun kau akan mencintaiku, TUAN SARKAS" Ucap Naira dalam hati, senyuman tulus ia berikan kepada Davis.
Assisten Win datang memberitahu bahwa seseorang memberikan sebuah paket beratasnamakan Davis, Davis segera turun dan menemui seorang kurir paket itu. Assisten Win menatap Naira dengan senyuman, "Nona saya harap anda sabar menghadapi Tuan Muda Davis, dulu Tuan Muda sangatlah baik namun..." Kalimat nya terhenti saat Naira berusaha mendekat, "Kau tak perlu khawatir, aku memiliki hati sekuat baja." Naira pergi melewati Assisten Win, ia memberikan sebuah senyuman dan Assisten Win menanggapi nya dengan senyuman.