🎤: BTS Aku tumbuh dalam diam, bukan karena kuat, tapi karena terbiasa dipatahkan. Kini, di pelukannya, aku belajar bersuara. Pelan-pelan. Tapi pasti. Karena mungkin, untuk pertama kalinya, aku merasa layak didengar. *** “Di sini aja, Mas, Ra.” Kalista duduk lebih dulu di highchair, memperhatikan barista café yang membelakangi kami, tengah memadatkan bubuk kopi di portafilter dengan tamper logam, lalu memutarnya ke grup head mesin espresso. Kami menurut, menunggu salah satu staf café melayani kami. “Lah, Kal?” tegur si barista begitu menoleh dan mendapati Kalista melambaikan tangan. “Sakit lo?” “Sakit jiwa!” “Dari dulu itu mah, Kal.” “Gue ngga kelihatan apa?” Suamiku menyela. “Emang menurut Mas—Kalista gimana?” tanya barista itu lagi. Keningku mengerut, bagaimana bisa interaksi me