“Panas?” tanya Raja pada sang kekasih yang berada di sampingnya saat melihat matahari pagi mulai menyinari wajah mereka. Keduanya sudah berlari kecil mengelilingi stadion yang mereka datangi sebanyak tiga kali. Napas mereka pun sudah terengah meski tidak heboh. “Hanya silau.” Raja menarik lembut lengan sang kekasih, sampai mereka berhenti berlari kecil. Ia berdiri di hadapan pengacara cantik-nya ini. “Pakai tudungnya.” Dengan penuh perhatian, Si Kalem memakaikan penutup hoodie Elin ke atas kepala wanita ini. Raja merogoh saku hoodienya sendiri, lalu mengeluarkan handuk putih kecil dari sana. Elin membeku saat Raja mengusap dahinya yang penuh keringat tanpa rasa jij*k. “E-eh… A-aku bisa sendiri—" “Diamlah. Sebentar lagi selesai.” “T-tapi keringatku kotor—” “Ssttt!” Elin langsung

