25.Kejujuran

1163 Kata

Telepon genggam Astrid berdering. Ia baru saja selesai menyiapkan teh hangat di meja kecil kamarnya. Wajahnya sumringah ketika melihat nama Dona muncul di layar. “Halo, Jeng,” sapa Astrid lembut. “Gimana keadaan kamu, sudah membaik?” Suara di seberang terdengar serak dan terisak. “Jeng… maaf, sebenarnya yang kecelakaan itu bukan aku. Itu adikku, Mirna. Nana akhirnya bohong sama kamu karena aku dan Mas Wisnu lagi nggak punya uang buat bantu Mirna di rumah sakit.” Astrid terdiam sejenak, lalu menarik napas panjang. “Yaampun, Don… kenapa harus bohong begitu? Kalau bilang terus terang kan lebih baik. Kita ini keluarga, Jeng.” Dona masih menangis kecil. “Aku takut ngerepotin kamu…” “Jangan ngomong begitu,” potong Astrid lembut. “Keluarga itu memang buat saling bantu.” Dona menarik napas p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN