55.Ngidam Tanghulu

1068 Kata

Malam itu udara Seoul terasa menusuk. Dari jendela apartemen, cahaya lampu kota berkilau seperti lautan bintang. Karina duduk di sofa sambil menggulir layar ponselnya, tiba-tiba matanya berbinar. “Mas, aku pengen makan Tanghulu!” katanya tiba-tiba. Sean yang baru saja menggantung jaket menoleh heran. “Tanghulu? Itu makanan apa, sayang?” Karina memonyongkan bibir, “Itu, Mas, yang buahnya ditusuk terus dilapisin gula bening kayak kaca. Aku liat di t****k, lucu banget!” Sean mengangkat alis. “Oh… yang manis itu ya? Tapi sekarang udah malam, sayang. Besok aja kita cari, ya?” Karina langsung merengek manja. “Enggak mau besok! Aku pengen sekarang! Aku pengen banget, Mas. Pleasee...” Sean menghela napas, tapi tak kuasa menolak tatapan istrinya yang memelas itu. “Yaudah deh, bentar aku tany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN