Pesawat Batik Air yang membawa Evan mendarat mulus di Bandara Changi, Singapura. Suara sabuk pengaman terdengar serempak ketika lampu tanda seat belt off menyala. Evan membuka kacamata hitamnya, menatap keluar jendela. Langit Singapura cerah, tapi hatinya mendung. “Sekarang…” gumamnya pelan, “di mana kalian sembunyi, hah, Karina… Sean?” Ia turun dari pesawat, berjalan cepat melewati jalur kedatangan. Saat pemeriksaan imigrasi, petugas bandara tersenyum ramah. “Welcome to Singapore, sir. Business or vacation?” Evan menatap tajam tanpa emosi. “Personal matter.” “Alright, sir. Enjoy your stay.” Begitu keluar dari gerbang kedatangan, ia berdiri beberapa detik memandangi kerumunan orang—wajahnya datar tapi matanya gelap penuh amarah. “Gak mungkin mereka masih di sini,” katanya pelan. “M

