Setelah momen hangat dengan Rafael, Amanda mencoba mengumpulkan semangatnya. Ia menggigit roti itu pelan-pelan, rasanya hambar di lidah, tapi setidaknya perutnya mulai terisi. Layar komputer menyala, dan ia membuka spreadsheet laporan keuangan bulanan. Angka-angka itu seharusnya menjadi pelarian, tapi pikirannya masih terpecah. Rafael sudah kembali ke mejanya, sesekali melirik Amanda dengan senyum tipis yang tak terlihat oleh orang lain. Setidaknya, ada satu orang yang percaya padanya di tengah badai gosip ini. Sementara itu, di lantai eksekutif, Julio kembali ke ruang kerjanya setelah pertemuan singkat dengan tim pemasaran. Meja kayu mahoni yang luas dipenuhi dokumen proyek ekspansi ke wilayah timur Indonesia—sebuah rencana ambisius untuk membuka cabang baru PT Airlangga di Surabaya. Jul

