Bab 43. Bali

2089 Kata

Happy Reading Malam itu di Jakarta, kamar kerja Julio masih menyala meski jarum jam sudah melewati tengah malam. Tumpukan dokumen di mejanya tidak lagi menarik perhatian, laptop yang masih terbuka pun hanya menampilkan layar kosong. Julio bersandar di kursinya, tangan kirinya memegang gelas kopi yang sudah dingin, sementara tatapannya tak lepas dari layar ponsel. Pesan terakhir Kania masih terbuka, kalimat singkat itu membuat dadanya bergejolak. "Aku akan lihat sejauh mana usahamu." Julio mengembuskan napas berat. “Astaga, Sayang… kamu benar-benar membuatku ingin membuktikan lebih keras lagi.” Suaranya lirih, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri. Ia menutup mata, mengingat kembali masa-masa dingin ketika Kania dulu selalu mengejarnya. Betapa ia dulu buta dan abai, dan sekara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN