“Alea? Kamu dengar omonganku nggak?” Alea tergeragap, tadi dia sempat hilang fokus sejenak dan nggak mendengar apa yang Ceko katakan. Mulut Ceko bergerak-gerak tapi suaranya hilang. “Kamu bilang sesuatu? Maaf, tadi aku tiba-tiba ingat sesuatu.” “Aku tadi nanya, apa kamu meninggalkan seseorang di lorong waktumu?” Kening Alea mengerut. “Kenapa aku harus melakukan itu? Siapa yang aku tinggalkan?” kata Alea pura-pura nggak paham. “Entahlah, cuma aku merasa kalau kamu tadi seperti menyembunyikan sesuatu dari aku.” “Aku cuma ingat Bunda. Aku pengen melihat Bunda sebentar saja. Kalau misal aku bisa pergi sendirian, apa nggak akan masalah?” “Kita sudah pernah membahasnya, Alea.” “Baiklah. Baiklah. Hanya saja mungkin ada aturan baru atau perubahan yang aku nggak tau. Ceko mendengkus. “Kit