Sebelum sempat terlalu jauh, Ceko menghentikan cumbuannya. Dis nggak ingin mengambil kesempatan dalam situasi seperti ini. “Kita simpan bagian terbaiknya setelah kita menikah nanti,” kata Ceko sambil mengusap pipi Alea yang masih mengatur napas. “Me-ni-kah?” ulang Alea. “Kalau kita menikah, nggak ada lagi yang bakal misahin aku dari kamu. Kita bakal bersama selamanya Alea.” “Kamu … nggak pergi sendirian?” Ceko menggeleng. “Kamu ikut juga.” “Kamu … nggak membiarkan aku sendirian?” Ceko mengucek rambut Alea. “Apa bedanya dua pertanyaanmu itu?” “Ceko?” “Mmm?” “Aku mau nikah sama kamu,” kata Alea lirih. Ceko memandan Alea penuh rasa sayang dan memeluk wanita itu lagi. “Aku juga mau. Tapi jangan sekarang ya. Karena menikah itu butuh uang banyak. Dan aku nggak punya uang banyak sek