"Papa akan mengundang seluruh kolega, dan beberapa orang penting," ucap papa sambil menatapku dengan mata yang berkilauan karena terharu. Wajah papa terlihat penuh dengan kebahagiaan dan kasih sayang. "Papa ingin merayakan kembalinya putri papa tercinta." Tiba-tiba, aku teringat perkataan Mama Rita yang mengatakan aku hanya bermimpi ingin menjadi putri dari Dewangga Mahendra. Aku sebenarnya yakin aku putri kandung Papa Dewangga, tapi hati ini masih mengganjal sebelum semuanya bisa dibuktikan bukan hanya dengan kalung milikku dan juga tanda lahir. Aku ingin menyakinkan diri lagi, kalau aku benar putri mereka yang sebenarnya, dengan cara tes DNA. "Pa, apa sebaiknya kita tes DNA sebelum mengadakan pesta," kataku dengan nada yang sedikit ragu. Senyum papa seketika memudar, lalu menatapku den