Ael menghembus kening Zura, membuat gadis itu kembali normal karna sebelumnya dia membuatnya tak akan terbangun dari mimpi indah. "Semoga mimpi indah.." Ucapnya, lalu segera berjalan ke arah jendela. Ael hendak melompat, tapi kemudian dia menghentikan langkahnya ketika merasakan energi Misya. "Kak..." Ael menoleh ke belakang, melihat Misya berdiri dengan tatapan sedih yang selalu diperlihatkan padanya. "Tidak bisakah kau pulang bersamaku?" Lanjut gadis itu lagi. Ael diam sejenak, memperhatikan wajah adik satu-satunya itu. Sebenarnya dia tidak tega sama sekali, tapi yang namanya Misya tidak akan menyerah sebelum kemauannya terpenuhi. Dia sudah capek. "Pulanglah.. Ibu pasti mengkhawatirkanmu." "Kau tinggal bahagia bersama gadis ini, maka kita bisa pulang bersama." Ael menatap da