"Mandi." Kelopak mata Yara yang baru saja terbuka tertegun ketika melihat sesosok wajah tampan berada tepat di sampingnya. Gadis yang sudah tidak perawan lagi itu terkejut karena yang ia alami tadi malam bukan mimpi buruk, tapi kenyataan yang harus ia hadapi. Kelopak mata gadis itu berkedip dua kali sebelum dengan cepat berusaha untuk menjauhkan tubuhnya dari Aldrich. Mereka memang memiliki jarak yang sedikit jauh, tapi bukan berarti jika tangan Aldrich tidak bisa menggapainya ketika pria itu mengulurkan tangannya. "A-apa yang kau lakukan?" tanya Yara terbata-bata. "Memerintahmu untuk mandi," sahut Aldrich datar. "Cepat, atau kau ingin aku yang memandikanmu?" ancam Aldrich dengan ekspresi serius, membuat Yara sedikit ketakutan. Segera Yara turun dari tempat tidur dengan sel