"Hmpt …." Jingga mencoba untuk melawan dan menutup mulutnya saat Langit semakin brutal mencium bibirnya. Bukan bermaksud untuk menolak ciuman yang diberikan oleh sang suami, namun ia hanya bingung kenapa suaminya tiba-tiba bersikap seperti itu, seolah melampiaskan sesuatu. Bukankah dia baru saja dari kamar Helena? Atau mungkin mereka tadi hampir melakukan namun tidak jadi, sehingga Langit kini melampiaskan padanya? Pertanyaan itu menghantui pikiran Jingga. "Mas, lepas!" teriak Jingga, sambil menolak tubuh Langit dengan kuat hingga pria itu hampir saja terjungkal. Langit tersentak. "Kenapa? Apa kamu sekarang sudah tidak menginginkan aku lagi?" ujarnya, merasa kecewa. "Bukan seperti itu, Mas. Tapi, kamu ini kenapa? Dan kenapa tiba-tiba kamu minta maaf sama aku, lalu kamu melakukan hal i