Ketemu mantan

1563 Kata
Setelah melihat Wanda yang sedang bersiap-siap untuk acara resepsi malam ini, Renata dan sang ibu pun keluar dari kamar Wanda agar tak mengganggu para makeup artis yang sedang mendandani Wanda. "Ibu mau Rara ambilin minum atau makanan dulu?" tanya Renata pada sang ibu. "Boleh deh sayang. Ambilin ibu air putih aja deh sekalian sama ayah juga. Ayah pasti juga belum minum dari tadi. Ya udah ibu cari ayah dulu. Ayah kamu kalau udah ngobrol pasti suka lupa diri gara-gara keasyikan ngobrol. Padahal dokter sudah bilang sama ayah kamu kalau ayah harus banyak istirahat dan gak boleh lama-lama berdiri,"kata sang ibu yang mulai mengomel. Renata hanya bisa geleng-geleng kepala ketika mendengar perkataan dari sang ibu. Walaupun sang ibu terkenal cerewet kepada suami dan juga anak-anaknya tapi dibalik itu semua ibunya orang yang paling perhatian. Bayangkan saja ketika sang ayah sakit beberapa waktu yang lalu sang ibunya yang setia merawat sang ayah hingga ayahnya sembuh seperti saat ini. Walaupun terkadang sang ibu harus suka ngomel-ngomel karena sang ayah yang suka seenaknya sendiri dan terkadang suka merasa jika dirinya sudah sehat tapi pada kenyataannya kesehatan sang ayah belum pulih benar. Tapi akhirnya sang ayah nurut juga dengan semua Omelan dari sang ibu hingga sekarang keadaan sang ayah semakin membaik. Terkadang Renata iri dengan interaksi yang ditunjukan oleh sang ayah dan ibu yang terlihat harmonis dan saling mencintai satu sama lain di pernikahan mereka yang hampir menginjak 40 tahun. Renata pernah mendengar dari sang ayah jika sang ayah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada sang ibu. Saat itu usia ibu masih sangat muda sekitar 18 tahun dan sang ayah baru 22 tahun. Saat itu sang ayah baru selesai kuliah dengan mendapatkan beasiswa karena memang kehidupan sang ayah jauh dari kata mewah. Ketika melihat ibu ayah pun langsung mengatakan ingin menikah dengan sang ibu. Dan tak berapa lama mereka pun menikah muda dengan kehidupan yang jauh dari kata cukup. Sang ayah harus bekerja keras untuk bisa menghidupi sang ibu. Dengan pekerjaannya sebagai karyawan biasa di sebuah kantor penerbitan sang ayah mampu menghidupi sang istri dan juga anak-anaknya. Tentu saja selama menjalani rumah tangga semuanya tak muda karena memang ekonomi mereka tak stabil. Bahkan terkadang sang ibu harus ikut jualan kue hanya untuk membantu sang ayah dalam mencukupi kehidupan sehari-hari. Berjalannya waktu kehidupan mereka pun mulai membaik dan akhirnya bisa membeli rumah mereka sendiri karena sebelumnya mereka hanya tinggal di sebuah kontrakan yang kecil untuk menampung 5 orang di dalamnya. Roda kehidupan memang berputar dan hingga akhirnya sang ayah punya usaha percetakan sendiri sehingga bisa menghidupi istrinya dan juga memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Hingga sekarang anak-anaknya bisa menjadi orang yang sukses dan sang ayah tak perlu lagi bekerja. Renata juga selalu berharap semoga saja ia bisa mendapatkan suami yang seperti ayahnya. Laki-laki yang pekerja keras dan bertanggung jawab. Kalau masalah kekayaan bagi Renata tidak terlalu penting. Asalkan laki-laki itu mau bekerja keras maka Renata yakin kehidupan mereka akan jauh lebih baik. Renata pun mulai berjalan ke stand minuman untuk mengambilkan minuman untuk ibu dan ayahnya. Tapi sebelumnya Renata meneguk segelas air putih karena ia juga merasa kehausan dari tadi belum sempat minum. Udara malam ini untung aja tak terlalu panas jadi Renata nyaman memakai kebaya yang ia desain sendiri. Mengingat kebaya yang dia pakai sepertinya kebaya ini bisa ia masukkan untuk colection butiknya sesion berikutnya. Mendengar beberapa orang mengatakan jika kebaya yang ia pakai terlihat sangat cantik, Renata optimis jika kebaya ini akan ikut laku dilirik oleh para konsumen. Mungkin besok setelah pulang dari acara ini ia harus membicarakannya kepada Elina dan juga Flora. Setelah menghabiskan segelas air putih Renata pun segera mengambil 2 gelas air putih untuk ayah dan ibunya. Ketika Renata akan membawa gelas berisi air putih itu tiba-tiba ada yang menarik tangannya. "Renata....." Renata pun membalikkan tubuhnya karena ia merasa ada yang menarik tangannya. Dan ketika Renata berbalik betapa kagetnya Renata ketika tahu siapa yang menarik tangannya. "Andre..." Renata refleks menyebut nama laki-laki yang seharusnya tidak pernah ia sebut lagi. Laki-laki yang dulunya ia harap bisa membuat dirinya bahagia bukannya malah membuat hidupnya hancur dengan pengkhianatan yang ia lakukan. Tapi Renata sudah tak mau membahas ataupun mengingat tentang masa lalu itu. Karena baginya sekarang ia sudah menjadi Renata yang jauh lebih baik dengan dirinya di masa lalu. "Aku gak nyangka bisa bertemu lagi kamu disini. Dan kamu sekarang semakin cantik dari kamu sebelumnya. Aku benar-benar masih saja terpesona ketika menatap kamu," kata Andre dengan suara yang rendah. Renata menatap tak suka kepada Andre ketika Andre mengatakan hal itu. Mungkin pujian seperti itu dulu akan membuatnya luluh tapi untuk saat ini Renata tak akan pernah luluh dengan segala ucapan manis yang Andre katakan kepada dirinya. "Maaf sebaiknya kita tak pernah bertemu lagi. Saya tidak ingin orang berpikiran yang aneh-aneh ketika kita hanya berdua seperti ini. Saya lebih baik permisi karena orang tua saya sudah menunggu," kata Renata berbicara formal di hadapan Andre. "Rara stop berbicara formal seperti itu? Aku tahu aku telah berbuat salah sama kamu dengan tak sengaja tidur bersama Sania hingga akhirnya Sania hamil. Aku benar-benar khilaf. Selain itu ini juga jebakan yang dilakukan Sania untuk bisa memisahkan kita. Walaupun aku sudah menikah dengan Sania tapi aku masih sangat mencintai kamu. Jadi setelah anak itu lahir aku akan menceraikan Sania dan kita bisa kembali seperti dulu lagi," kata Andre memohon kepada Renata. Renata benar-benar shock mendengar penuturan dari laki-laki yang dulu sempat ia cintai. Kenapa sekarang laki-laki di hadapannya ini benar-benar sangat picik. Memang semudah itu ia bisa bilang akan menceraikan Sania dan kembali kepada dirinya. Tentu saja Renata tak akan pernah kembali dengan laki-laki yang melakukan pengkhianatan seperti itu. Baginya ketika seorang laki-laki sudah pernah melakukan perselingkuhan maka di masa depan ia pasti akan melakukannya lagi. Jadi Renata memilih untuk mundur dan tak mau melanjutkan hubungan dengan laki-laki yang pernah berselingkuh. "Anda benar-benar gila. Seharusnya anda menjadi suami yang baio untuk istri anda. Dan sebentar lagi Anda juga akan menjadi seorang ayah tapi anda dengan teganya berkata akan berpisah dari istri dan anak anda setelah anak anda lahir. Anda benar-benar tak punya perasaan," kata Renata marah. "Aku akan tetap mencukupi kebutuhan mereka walaupun kita nantinya berpisah. Aku tahu Sania pasti mengerti jika pernikahan yang kita lakukan saat ini hanyalah pernikahan pura-pura karena aku tak pernah bisa mencintai Sania. Dan Sania juga tahu jika aku masih mencintai kamu hingga detik ini. Jadi sayang kita bisa memulai semuanya dari awal dan kita bisa hidup bahagia." Andre lagi-lagi berusaha meyakinkan Renata. "Kamu benar-benar laki-laki gila. Aku sangat menyesal dulu pernah mencintai kamu. Tapi untung saja Tuhan menunjukan jalannya. Sehingga aku tidak perlu menjalani sisa hidup aku dengan laki-laki yang egois seperti anda. Sebaiknya saya pergi dari sini karena pembicaraan ini tidak penting. Kalau begitu saya permisi," kata Renata tetap memasang bahasa formal dan tetap sopan. Raut wajah Andre terlihat marah karena mendapatkan penolakan dari Renata. Jadi dengan ekspresi marah Andre kembali menarik tangan Renata. "Kalau Aku tidak bisa memiliki kami dengan cara yang baik maka aku bisa menggunakan cara yang kasar," kata Andre yang terus menarik tangan Renata yang menyebabkan tangannya memerah. "Andre kepadaKamila tangan aku," perintah Renata yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Andre. "Aku gak akan pernah melepaskan tangan kamu lagi. Aku akan membawa kamu pergi dari sini dan kita bisa hidup bersama penuh bahagia." Andre sepertinya tak mendengarkan ucapan dari Renata karena ia terus menarik tangan Renata dan ingin membawanya pergi dari tempat ini. Renata yang terus berusaha melepaskan genggaman tangan Andre yang begitu kuat tak bisa melepas genggaman tangan itu sampai sebuah suara membuat Andre berhenti membawa Renata pergi. "Lepaskan tangan kamu....." Dari arah belakang ada sebuah suara yang membuat Renata dan juga Andre langsung menoleh mencari sumber suara. Hingga tatapan mereka jatuh ke arah seorang laki-laki yang sedang membawa kamera. "Adrian," kata Renata kaget. Adrian yang tanpa sengaja bertemu dengan Renata terlihat senang karena tak menyangka bisa bertemu dengan wanita yang ia cintai. Tapi aura Adrian berubah ketika melihat Renata sedang berbicara dengan seorang lelaki yang seperti sedang berdebat. Sebenarnya Adrian tak ingin ikut terlibat dengan Renata karena Adrian pikir Renata sedang berbicara masalah penting. Tapi lama-lama sang laki-laki mulai tak bersikap sopan kepada Renata. Bahkan terus menarik tangan Renata dan menyeret tubuh Renata untuk pergi dari tempat ini. Renata pun juga berusaha untuk melepaskan genggaman tangan laki-laki itu tapi tak berhasil untuk melepaskan genggaman tangan itu. Melihat hal itu membuat Adrian pun langsung berjalan mendekat untuk melindungi Renata. "Bro jangan main kasar sama wanita dong. Kamu gak lihat kalau dia gak suka tangannya di tarik seperti itu. Jadi lepaskan saja tangan kamu dari tangan Renata," kata Adrian tetep berusaha bersikap sopan. "Kamu gak ada urusan sama kita jadi sebaiknya kamu pergi dari sini," usir Andre yang semakin terlihat malam. "Kalau berhubungan dengan Renata tentu akan selalu menjadi urusan saya. Jadi lebih baik anda lepaskan tangan Renata secara baik-baik sebelum saya bisa bertindak yang tidak baik kepada anda," kata Adrian yang sudah terlihat emosi. Renata sendiri juga tak percaya bisa melihat laki-laki yang berlari waktu terakhir terus mengejarnya. Laki-laki yang secara terang-terangan membela dirinya. Kenapa di semua orang yang ada disini Adrian lah yang membantunya dari genggaman tangan Andre yang sangat keras? Bukannya orang lain yang mungkin bisa menolongnya. Renata sungguh tak tahu jalan hidup yang Tuhan gariskan untuk dirinya. Ketika mereka bertiga sedang saling beradu argumen tiba-tiba ada seorang wanita dengan perut yang sedikit membuncit pun berjalan kearah mereka dengan ekspresi yang marah. "Kak Andre," panggil seorang wanita.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN