Keesokan harinya, Axel tiba di kantor cabang sebuah bank terbesar negeri inii bersama pengacaranya. Ruang pertemuan privat disiapkan, lampu ruangan terang memantulkan aura yang resmi. Di seberang meja duduk seorang manajer bank, dengan raut wajah yang tenang namun tercatat waspada — pekerjaan seperti ini pernah terjadi, namun jarang melibatkan klien sekelas keluarga Kwon. Sehingga mau tidak mau dia merasa ketar-ketir. Axel membuka map hitam tebal berisi bukti, salinan transaksi, print-out metadata pembayaran akun-akun yang digunakan untuk kampanye mikro, serta korespondensi digital yang memperlihatkan kemanna arah aliran dana ke rekening yang berkaitan dengan satu yayasan afiliasi milik keluarga Kwon. Pengacaranya memaparkan kronologi singkat, setiap kata ditegaskan dengan bukti forensik

