Kita Ini Sebenarnya Apa?

1214 Kata

[Chapter 21+] Pagi itu udara Bandung terasa lebih dingin dari biasanya. Kabut belum sepenuhnya menghilang dari lereng bukit tempat mereka tinggal sementara. Alika duduk di dekat perapian kecil di ruang tengah, mengenakan kaus Nathaniel yang kebesaran, tangan memegang secangkir teh hangat yang sudah lama tak disentuh. Nathaniel baru saja bangun. Rambutnya masih sedikit acak-acakan, kemeja yang dikenakannya kemarin belum diganti. Ia berjalan pelan menghampiri Alika, duduk di sofa seberang tanpa berkata apa-apa. Keduanya diam. Ada yang berubah sejak malam itu. Sejak pengakuan, pertengkaran, dan pelarian mereka dari ancaman Rayven yang semakin berani. Mereka jadi lebih diam. Tapi diam itu... penuh rasa. Ketukan di pintu memecah hening. Alika berjalan ke depan. Seorang kurir dengan motor k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN