Rencana di Balik Kebaikan Alika

1232 Kata

Alika duduk di tepi ranjang besar yang terlalu megah untuk disebut kamar tidur biasa. Selimut satin krem yang lembut menjuntai ke lantai, namun rasanya dingin di kulitnya. Ia baru saja selesai merapikan rambut, seperti yang diminta Rayven, tapi jemarinya masih terasa lemas. Matanya terpaku pada bayangan di cermin rias: wajah yang tampak rapi, bibir yang dipoles lembut warna peach, dan sorot mata yang ia paksa terlihat tenang. Semua itu bukan dirinya. Itu topeng yang ia kenakan, topeng yang harus ia jaga agar bisa bertahan… dan agar bisa keluar dari sangkar emas ini. Beberapa hari terakhir, Alika memilih berhenti membantah. Bukan berarti ia menyerah, tapi ia belajar bahwa perlawanan frontal hanya akan memicu kemarahan Rayven. Ia ingat betul malam ketika mencoba kabur—bagaimana itu berakhir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN