Lebih Dari Sekadar Bertemu

1157 Kata

Nathaniel menyesap pelan kopi hitamnya yang mulai dingin. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja kecil di kafe itu, sebuah kebiasaan yang muncul setiap kali pikirannya sibuk. Di hadapannya, Abian Hadinata duduk santai dengan kemeja putih lengan panjang yang digulung hingga siku, wajahnya menyiratkan kepuasan setelah menandatangani tumpukan dokumen kontrak kerjasama hukum. “Aku masih merasa bersalah karena nggak datang ke pestamu,” kata Nathaniel, mencoba memecah kesunyian. “Kepalaku… saat itu memang sedang tidak baik.” Abian mengangguk, tapi sorot matanya seolah menimbang-nimbang sesuatu yang belum diucapkan. “Ya, aku dengar. Semoga sekarang sudah benar-benar sehat?” “Sehat.” Nathaniel mengangguk singkat. Tapi nada suaranya datar, seperti sedang menjaga jarak. Abian tersenyum tipis. “Bagus. Ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN